Studi jalur pengolahan basah dan kering terhadap viabilitas benih terung(Solanum melongena L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jalur pengolahan benih yang paling tepat bagi benih terung Kopek dan terung Gelatik dan untuk mengetahui pengaruh jalur pengolahan basah dan kering terhadap viabilitas benih terung.
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium benih IPB, Leuwikopo dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB Baranang Siang. dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan November 1996. Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk melihat pengaruh jumlah pisau ekstraksi terhadap viabilitas benih. Percobaan pertama terdiri dari dua faktor menggunakan rancangan petak terbagi atas dasar acak lengkap. Sebagai petak utama adalah jenis terung (A) yang terdiri dari dua taraf yaitu terung Gelatik (A1) dan terung Kopek (A2), dan sebagai anak petak adalah jumlah mata pisau ekstraksi (B) yang terdiri dari tiga taraf yaitu mata pisau dua (B1), mata pisau empat (B2) dan mata pisau delapan (B3). Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan pada Percobaan I adalah kerusakan fisik (KF), Daya Berkecambah (DB), Kecepatan Tumbuh (Ker), Potensi Tumbuh Maksimum (PTM), Berat Kering Kecambah Total (BKKT), Berat Kering Kecambah Normal (BKKN) dan Valk.
Percobaan II bertujuan untuk melihat pengaruh jalur pengolahan basah dan
kering terhadap viabilitas benih. Percobaan II terdiri dari dua faktor menggunakan
rancangan petak terbagi atas dasar acak lengkap. Sebagai petak utama adalah jenis
terung (A) yang terdiri dari dua taraf yaitu terung Gelatik (A1) dan terung Kopek
(A2) dan sebagai anak petak adalah jalur pengolahan (B) yang terdiri dari manual
basah (B1), mekanik basah (B2), manual kering (B3) dan mekanik kering (B4).
Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan sama dengan Percobaan I dengan penambahan waktu pengolahan.
Jumlah mata pisau ekstraksi dua dan empat menimbulkan kerusakan fisik
yang berbeda nyata dengan pisau delapan, dan mempengaruhi nilai viabilitas pada
kedua jenis terung. Hasil Percobaan I menunjukkan bahwa penggunaan jumlah mata
pisau yang semakin meningkat, menyebabkan kerusakan fisik yang semakin besar.
Kerusakan fisik yang ditimbulkan berbanding terbalik dengan viabilitas dan vigor
benih.
Jalur pengolahan berpengaruh nyata terhadap viabilitas, vigor dan kerusakan fisik yang ditimbulkan pada benih. Hasil Percobaan II menunjukkan jalur pengolahan basah baik manual maupun mekanik memberikan hasil terbaik dibandingkan jalur pengolahan kering ditinjau dari segi kerusakan fisik, viabilitas dan vigor benih. Jalur pengolahan kering khususnya mekanik kering menghasilkan kerusakan fisik terbesar dan viabilitas yang rendah...