Optimasi media untuk induksi pengakaran pucuk nilam (Pogostemon coblin Benth) hasil radiasi dalam kultur in vitro
View/ Open
Date
1997Author
Mapriti, Nariasti Drestia
Parwito, Agus
Mariska, Ika
Metadata
Show full item recordAbstract
Variasi genetik nilam sangat sempit karena tanaman ini tidak berbunga Hal ini merupakan masalah dalam usaha pemuliaan tanaman secara konvensional, sehingga digunakan cara in vitro, melalui keragaman somaklonal. Radiasi sinar gamma terhadap kalus nilam Tapak Tuan menghasilkan tanaman dengan penampakan khimera, tetapi kemampuan membentuk akarnya sangat rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari media yang optimum untuk menginduksi pengakaran kultivar nilam hasil raciasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Balai Penelitian Bioteknologi Bogor, bulan Juni 1996-Januari 1997.
Bahan tanaman yang digunakan adalah pucuk nilam (±2 ruas) varietas Tapak Tuan hasil radiasi, bahan lain yaitu garam-garam formulasi Murashige-Skoog, IAA, dan Cultar (250 gram Paclobutrazol/l). Percobaan disusun secara faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap. Media dasar yang digunakan adalah MS penuh dan ½ MS, dengan kombinasi 3 taraf IAA (0, 0.5, 1.0 mg/l) dan 4 taraf Paclobutrazol (0, 1, 2,3 mg/l) sehingga terdapat 24 kombinasi perlakuan, dan setiap perlakuan diulang 10 kali.
Penambahan paclobutrazol mulai 2 mg/l berpengaruh menekan tinggi tanaman, tanpa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kombinasi perlakuan ½ MS dengan atau tanpa penambahan Paclobutrazol membentuk akar pada minggu I, penambahan IAA baik pada media dasar MS penuh maupun ½ MS menghambat munculnya akar. Sampai akhir pengamatan hanya pada perlakuan ½ MS tanpa IAA yang berhasil 100% membentuk akar. Perlakuan ½ MS dengan IAA 1 mg/l dan Paclobutrazol 2 mg/l berhasil membentuk akar sebesar 80%, sedangkan perlakuan lain hanya berhasil membentuk akar sebesar atau di bawah 50%. Akar yang terbentuk pada perlakuan ½ MS dengan atau tanpa Paclobutrazol munculnya langsung berhubungan dengan pangkal batang, penampakannya lebih tegar, dan mempunyai akar sekunder, sedangkan akar yang terbentuk pada perlakuan lainnya mempunyai penampakan kurus, dengan bulu-bulu akar.
Interaksi antara media dengan IAA yang menghasilkan jumlah akar tertinggi yaitu pada ½ MS tanpa IAA, sedangkan pada interaksi antara konsentrasi media dengan Paclobutrazol, jumlah akar terbanyak dicapai pada kombinasi ½ MS dengan Paclobutrazol 2 mg/l. Panjang akar hanya dipengaruhi oleh interaksi antara media dengan IAA, di samping pengaruh nyata dari masing-masing faktor tunggal. Kombinasi ½ MS tanpa IAA menghasilkan panjang akar terbesar.
Pada umur 1 bulan masa aklimatisasi tanaman dengan kondisi akar yang baik, dari hasil perlakuan ½ MS tanpa IAA dengan atau tanpa Paclobutrazol, mempunyai persentase keberhasilan hidup 80%. Tanaman yang tidak berakar tidak dapat bertahan hidup pada tahap aklimatisasi ini. Namun tampaknya tanaman tersebut masih belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan luar, karena bila sungkup dibuka tanaman menjadi layu.