Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Perempuan di Pulau Jawa
Abstract
Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian
utama pemerintah dari waktu ke waktu. Permasalahan ini menjadi penting karena
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakatnya yang meliputi aspek sosial dan
ekonomi. Aspek tersebut telah membuat ranah ketenagakerjaan menjadi hal yang
juga digeluti oleh perempuan. Adanya isu emansipasi dan kesetaraan gender yang
digalakkan pemerintah dan sektor swasta telah membangun persepsi baru
terhadap partisipasi perempuan dalam berbagai bidang sehingga peran perempuan
menjadi berkembang, salah satunya di bidang ekonomi.
Pulau Jawa sebagai pulau yang memiliki distribusi penduduk mencapai
57 persen dari total penduduk nasional dan penyumbang PDRB terbesar terhadap
PDB Indonesia, maka ketenagakerjaan di Pulau Jawa menjadi penting untuk
dikaji. Meningkatnya peran perempuan dalam kegiatan ekonomi ditandai dengan
partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Hal ini tercermin dalam sisi
permintaan dimana ada kebutuhan terhadap tenaga kerja perempuan untuk
kegiatan ekonomi dan sisi penawaran dari perempuan sendiri yang ingin terjun
dalam dunia kerja. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran tenaga
kerja perempuan di Pulau Jawa.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari BPS tahun 2003 sampai
2010 yang meliputi data PDRB, investasi, upah minimum provinsi (UMP), jumlah
angkatan kerja, dan jumlah perempuan yang mengurus rumah tangga (housewife).
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif
dengan metode 2SLS (Two Stage Least Square). Analisis deskriptif digunakan
untuk melihat perkembangan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan dan
penawaran tenaga kerja perempuan di Pulau Jawa, yang meliputi PDRB, UMP,
investasi, angkatan kerja, dan housewife (perempuan yang mengurus rumah
tangga). Sedangkan analisis kuantitatif dengan metode 2SLS yang menggunakan
persamaan simultan ini digunakan untuk melihat hubungan dua arah antar variabel
yang digunakan, meliputi tingkat upah minimum riil, PDRB, investasi, jumlah
perempuan yang mengurus rumah tangga, dan jumlah angkatan kerja perempuan
per provinsi di Pulau Jawa
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan perempuan yang ditandai
dengan tingkat partisispasi angkatan kerja (TPAK) dari tahun 2003 sampai 2010
secara umum mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan PDRB Pulau Jawa dari
tahun 2003 sampai 2010 memperlihatkan pertumbuhan yang positif. Nilai
investasi di Pulau Jawa cukup fluktuatif. Perkembangan angkatan kerja
perempuan di Pulau Jawa cenderung meningkat walaupun terdapat fluktuasi pada
tiap provinsi di Pulau Jawa. Perkembangan housewife di Pulau Jawa cenderung
menurun walaupun masih fluktuatif pada tiap provinsi di Pulau Jawa.
Hasil analisis persamaan simultan menunjukkan bahwa faktor-faktor
yang memengaruhi permintaan tenaga kerja perempuan di Pulau Jawa adalah PDRB, UMP, dan investasi. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran tenaga
kerja adalah angkatan kerja dan mengurus rumah tangga, sedangkan variabel
UMP tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja perempuan di
Pulau Jawa.
Adanya perhatian dari pemerintah sangat diperlukan bagi perkembangan
masalah ketenagakerjaan perempuan di Pulau Jawa. Pemerintah sebaiknya
menetapkan upah minimum secara tepat sehingga tidak merugikan perusahaan
dengan mempertimbangkan kualitas dan produktivitas pekerja, serta lebih
mendorong investasi ke program-program padat karya sehingga dapat menyerap
lebih banyak tenaga kerja. Pemerintah juga sebaiknya meningkatkan kapasitas
produksinya sehingga PDRB dapat ditingkatkan yang akhirnya meningkatkan
penyerapan tenaga kerja perempuan di Pulau Jawa.