Karakteristik Balok Komposit dengan Pelaminasi Bambu Betung (Dendrocalamus asper (Schult. F.) ex Backer)
Abstract
Optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan pemanfaatan produk-produk komposit. Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas produk tersebut yang sampai sant ini mempunyai beberapa kelemahan seperti kekuatan menahan beban yang cukup rendah dan kembang susutnya cukup tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas produk ini adalah dengan pemberian lapisan permukaan pada bagian atas dan bawah produk tersebut.
Dalam penelitian ini digunakan bambu betung (Dendrocalamus asper (Schult. F.) ex Backer) sebagai pelapis produk komposit (papan partikel, MDF dan kayu lapis). Penggunaan bambu betung sebagai pelaminasi diharapkan dapat meningkatkan sifat fisis dan mekanis produk komposit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan sifat fisis dan mekanis produk komposit yang dibuat menjadi balok dengan bambu betung sebagai lapisan penguatnya dan untuk mengetahui kemungkinan penggunaan balok laminasi tersebut sebagai bahan struktural. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan penampilan produk komposit sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Bahan yang digunakan adalah bambu betung (umur 3-4 tahun yang diperoleh dari Cikarawang dan Leuwiliang, Bogor); papan partikel: MDF; multiplek dari toko bangunan sekitar Bogor dan perekat epoxy resin diperoleh dari Toko "Guna Kimia", Jakarta. Alat yang digunakan adalah planner, circular saw, golok, sander. jointer, lempeng besi (40cmx100cmx1,2cm), klem, kape, oven, timbangan, kaliper, kantong plastik, bak plastik dan Universal Testing Machine merk Shimadzu.
Ukuran balok laminasi yang dibuat adalah 35 cm x 100 cm x 5 cm. Pelaburan perekat dilakukan dengan cara double spread. ukuran bilah bambu sebagai pelapis adalah 100 cm x 2,5 cm x 0,5 cm. Masing-masing jenis balok komposit dibedakan menjadi 3 perlakuan yaitu tanpa lapisan, 1 lapis (atas dan bawah) dan 2 lapis (atas dan bawah). Pengempaan dilakukan dengan menggunakan dua lempeng besi yang ditekan dengan klem selama 4 jam. Pengkondisian balok laminasi dilakukan selama 6 hari.
Setelah pangkondisian, dibuat contoh uji untuk sifat fisis dan mekanis balok. Sifat kerapatan, kadar air dan pengembangan tebal 2 dan 24 jam. Sedangkan fisis yang diuji adalah sifat mekanis yang diuji adalah keteguhan patah (MOR), keteguhan lentar (MOE), keteguhan tekan dan keteguhan geser rekat. Analisis data yang digunakan adalah rancangan faktorial 3 x 3 dengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan ulangan sebanyak 5 (lima) kali. Untuk mengetahui pengaruh sederhana pada respon yang memberikan perbedaan
nilai, maka dilakukan uji lanjut Tukey.
Hasil dari penelitian ini secara umum adalah terjadi peningkatan sifat fisis dan mekanis pada batok komposit setelah dilapisi bambu betung. Untuk masing-masing parameter yang diuji, nilai terbaik tidak didapat dari satu jenis balok. Balok dengan sifat mekanis terbaik belum tentu mempunyai sifat fisis yang baik. Akan tetapi secara umum, balok komposit dengan sifat fisis mekanis cukup baik dibandingkan balok leinnya adalah balok komposit dari kayu lapis dengan 1 lapis bambu betung….dst
Collections
- UT - Forestry Products [2391]