Prevalensi,persentase jumlah parasit, derajat infeksi Plasmodium spp.dan Leucocytozoon spp.pada peternakan ayam rakyat di kabupaten Malang
Abstract
Peningkatan produksi dari suatu peternakan ayam adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh peternak. Dalam peningkatan produksi peternakan tersebut terdapat kendala-kendala yang harus diatasi oleh para peternak. Kendala tersebut yaitu biaya pengobatan ayam dan penurunan produksi yang disebabkan oleh penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh parasit darah, yaitu malaria unggas dan leucocytozoonosis dapat menyebabkan penurunan produksi hingga 10%, dengan tingkat kematian hingga 90 % ( Nahm, 1997), dan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat prevalensi persentase jumlah parasit dan derajat infeksi dari Kedua penyakit tersebut.
Malaria unggas yang disebabkan protozoa dari genus Plasmodium, terutama oleh jenis P. gallinaceum (Tampubolon, 1992). Penyakit Leucocytozoonosis pada ayam disebabkan oleh L. sabrazesi dan L. caulleryi ( Nahm, 1997). Kedua penyakit ini hampir mempinyai kemiripan dalam siklus hidup dan susunan ultrastruktur parasit penyebab kedua penyakit ini. Akan tetapi kedua penyakit ini mempunyai perbedaan pada siklus hidupnya yaitu pada proses skizogoninya dan tempat keberadaan megaloskizon (Stevens, 1999). Gejala klinis dari kedua penyakit ini mempunyai kesamaan dimana terjadi anemia, demam, kelemahan, penurunan produksi dan terjadi kematian mendadak pada ayam muda. Leucocytozoonosis mempunyai gejala klinis yang khas pada unggas, dimana ditemukan adanya perdarahan Ptechie, berupa titik-titik perdarahan pada otot dada dan rongga abdominal (Stevens, 1999) serta pada bagian paha (Soenardi, 1984). Diagnosa dari kedua penyakit ini pada dasarnya mirip, yaitu dengan melihat gejala klinisnya dan melakukan pemeriksaan laboratorium dengan membuat preparat usapan darah. Patalogi anatomi dari kedua penyakit ini mempunyai kesamaan, yaitu terjadi splenomegali dan hepatomegali. Pengendalian dari kedua penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memutus siklus penularan ke inang melalui vektor dari kedua penyakit ini. Pengobatan secara dini lebih efektif dalam pencegahan kedua penyakit
ini.