Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci
View/ Open
Date
2005Author
Milantara, Noril
Muntasib, Harini
Kosmaryandi, Nandi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Kerinci merupakan suatu enklave dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan merupakan enklave terbesar di dunia. Secara administratif Kabupaten Kerinci termasuk kedalam Propinsi Jambi. Kerinci dengan topografi yang bergelombang dan berbukit menciptakan beragam daya tarik alami, seperti danau, goa, air terjun, hingga ke rawa dataran tinggi. Hal ini memungkinkan Kerinci untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata alam.
Lokasi penelitian pada dua danau, yaitu Danau Kerinci dan Danau Gunung Tujuh. Penelitian ini menggunakan Kriteria Penilaian dan Pengembangan Objek Wisata Alam dari Departemen Kehutanan (1993) yang telah dimodifikasi untuk melihat objek wisata yang memiliki potensi terbesar diantara beberapa objek yang dinilai tersebut. Selain itu, juga diuraikan secara deskriptif keadaan masing-masing objek seperti kondisi fisik, kondisi biologi, sarana dan prasarana, pengelolaan, keadaan pengunjung, serta masyarakat sekitar.
Danau Kerinci merupakan danau terbesar yang teradapat di Kabupaten Kerinci dan merupakan terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba. Danau dengan luas 4.200 Ha, memiliki beberapa lokasi dengan goodview dan keunikan alam yang berbeda, yaitu: Pesanggarahan, (Sanggarang Agung). Tanjung Hatta, Taman Husein, Tanjung Pelita, dan Pantai Indah Koto Petai.
Danau Gunung Tujuh merupakan danau kaldera tertinggi di Asia Tenggara, dengan
ketinggian 1.996 m dpl. Danau ini terbentuk secara vulkanik akibat kegiatan gunung berapi di
masa lampau. Danau Gunung Tujuh memiliki panjang 4,5 km dan lebar 3 km yang dikelilingi
oleh tujuh gunung dengan puncak tertinggi 2.732 m dpl. Kawasan danau ini termasuk
kedalam kawasan TNKS yang berudara sejuk dan bersih. Kekayaan biologi yang terdapat di
kawasan ini adalah Paok schneideri (Pitta schneideri) yang merupakan satwa endemik. Objek-objek tersebut memiliki keunikan masing-masing dan tidak dijumpai pada objek lainnya. Penilaian dilakukan tiap-tiap objek, berdasarkan informasi dari pengelola terdapat lima objek pada Danau Kerinci dan objek Danau Gunung Tujuh. Penilaian dangan menggunakan Tabel Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata dari Departemen Kehutanan memberikan nilai tertinggi untuk Danau Gunung Tujuh yaitu 3233 diikuti oleh Pesanggarahan (2665), Pantai Indah (2604), Tanjung Pelita (2421), Taman Husein (2403). dan nilai terendah 2358 untuk Tanjung Hatta.
Berdasarkan jumlah nilai keseluruhan pada tiap-tiap objek, dapat ditentukan objek yang lebih potensial untuk dikembangkan dengan cara membandingkan dengan Tabel Klasifikasi Pengembangan. Jumlah nilai minimal dari setiap klasifikasi adalah 2982. Nilai yang berada diatas nilai minimal (2982) menunjukkan objek tersebut lebih potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Berpatokkan pada jumlah nilai minimal ini, maka diantara enam objek wisata diatas hanya Danau Gunung Tujuh dengan nilai bobot total 3233 yang berada diatas nilai minimal.
Lima objek lain dengan bobot total yang berada dibawah total nilai minimal tidak menutup kemungkinan untuk dapat dikembangkan sebagai objek wisata. Pengembangan pada objek-objek tersebut dilakukan dengan upaya memperbesar jumlah nilai pada kriteria penilaian dengan klasifikasi buruk atau dibawah nilai minimal.
Selain panorama alam yang disajikan, tersimpan juga keunikan yang berbeda pada masing-masing objek. Danau Gunung Tujuh yang berada dalam kawasan Taman Nasional menyimpan kekayaan biologi yang tinggi serta lanskap yang unik karena berada pada ketinggian 1.996 m dpl. Beberapa satwa endemik yang ada di kawasan ini kelind Sumatera (Nesolagus netscheri) dan Paok schneideri (Pitta schneider). Paok schneideri merupakan jenis burung pemalu yang ditemukan kembali pada tahun 1980-an setelah menghilang dari pengamatan pakar burung selama hampir 100 tahun (TNKS, 2002)…dst