Pengaruh penambahan maltosa, gliserol dan kombinasi keduanya ke dalam pengencer semen cair tris-kuning telur terhadap kualitas spermatozoa domba garut
Abstract
Penggunaan semen cair dalam teknik inseminasi buatan (IB) merupakan salah cara untuk mengatasi masalah keterbatasan jumlah domba Garut jantan dan untuk mengatasi kekurangan semen beku di daerah. Disamping faktor temperatur penyimpanan, dibutuhkan suatu bahan pengencer semen yang berkualitas baik agar dapat mempertahankan kualitas spermatozoa selama penyimpanan sampai digunakan Entuk IB
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan maltosa, gliserol dan kombinasi keduanya dalam pengencer semen cair Tris-kuning telur terhadap motilitas, daya hidup, serta keutuhan membran plasma spermatozoa domba Garut yang disimpan dalam temperatur lemari es (4°C).
Penelitian mengunakan empat ekor domba Garut jantan sebagai penghasil semen. Semen segar yang diperoleh dievaluasi secara makroskopis (volume, warna, konsistensi, dan keasaman atau pH) dan mikroskopis (gerakan massa, konsentrasi, persentase motilitas, persentase hidup, persentase membran plasma utuh (MPU), dan persentase abnormalitas) untuk menentukan kelayakan semen tersebut sebelum diencerkan. Semen yang diperoleh diencerkan ke dalam masing-masing perlakuan, yaitu pengencer Tris-kuning telur 20% (perlakuan A/kontrol), Tris-kuning telur 20% Maltosa 8 g/L (perlakuan B), Tris-kuning telur 20%+ Gliserol 7% (perlakuan C), dan Tris-kuning telur 20%+ Gliserol 7% + Maltosa 8 g/L (perlakuan D). Keempat perlakuan tersebut disimpan dalam lemari es (suhu 4°C) untuk dievaluasi secara mikroskopis setiap hari berturut-turut selama lima hari.
Dilihat dari persentase motilitas, persentase hidup, dan persentase MPU, hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan maltosa 8 g/L ke dalam pengencer semen cair Tris-kuning telur 20% (perlakuan B) cenderung menghasilkan kualitas spermatozoa yang lebih baik dari pada kontrol walaupun secara statistik tidak berbada nyata (P>0.05). Sedangkan penambahan gliserol 7% ke dalam pengencer semen cair Tris-kuning telur 20% (perlakuan C) cenderung menurunkan kualitas spermatozoa Begitu juga pada perlakuan kombinasi maltosa 8 g/L dan gliserol 7% (perlakuan D) yang ditambahkan ke dalam pengencer semen cair Tris-kuning telur 20% cenderung menurunkan kualitas spermatozoa selama penyimpanan, keadaan ini menunjukkan pahwa maltosa tidak berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa dalam pengencer. semen cair Tris-kuning telur yang mengandung gliserol 7%, karena diduga adanya toksik gliserol. Namun maltosa diduga mampu melindungi spermatozoa guadap cepatnya penurunan persentase MPU yang nyata akibat pengaruh toksik
linerol 7% di dalam pengencer semen cair.