Analisis faktor teknis perikanan jaring nilon di Perairan Teiuk Jakarta Muara Angke, Jakarta Utara
Abstract
Jaring nilon merupakan alat tangkap sejenis jaring insang hanyut (drift gillnet) namun tidak memiliki tali ris bawah. Dioperasikan pada kedalaman antara 6 - 7,5 m dari permukaan perairan. Konstmksinya terdiri dari badan jaring (webbing) berbentuk segi empat, yang dilengkapi pelampung, pelampung tanda, pemberat batu, tali ris atas, dan tali selambar. Rata-rata nelayan menggunakan 30 piece jaring dalam operasi. Bahan jaring terbuat dari Polyamide (nylon multifilament) no D16, dengan ukuran mata jaring 2-3 inci. Kapal yang digunakan berukuran kurang dari 5 GT, dengan tenaga penggerak berupa motor tempel berkekuatan antara 10 -11 PK. Dioperasikan rata-rata oleh 3-4 orang crew. Nelayan jaring nilon di Muara Angke beroperasi di perairan Teluk Jakartdperairan Kepulauan Seribu, dengan waktu tempuh menuju fishing ground rata-rata selama 2 jam. Beroperasi pada malam hari, dengan lama trip hanya satu malam (one day fishing). Dalam satu malam dilakukan 2 kali setting, dengan lama perendaman jaring (drifting) antara 2-3 jam. Hauling dilakukan secara manual, tanpa alat bantu. Untuk pengawetan hasil tangkapan selama perjalanan digunakan es. Jenis ikan pelagis yang dominan tertangkap adalah kembung (Rastrelliger spp). Operasii penangkapan dilakukan hampir sepanjang tahun. Walau demikian, hasil tangkapan yang diperoleh relatif rendah. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena keadaan surnber daya ikan di Teluk Jakarta telah lebih tangkap. Sementara armada penangkapan jenis lain yang beroperasi semakin banyak dari tahun ke tahun. Hasil tangkap yang relatif lebih banyak diperoleh pada musim ikan sekitar bulan Agustus - November. Secara teknis, konstruksi jaring nilon cukup sederhana serta tidak rumit pembuatannya, juga pengoperasiannya. Sebagai sarana untuk mengoperasikan jaring nilon, tidak dibutuhkan kapal yang sangat khusus, karena kapal hanya berfungsi membawa alat tangkap dan nelayan ke daerah penangkapan serta untuk mengangkut hasil tangkapan. Anaiisis teknis fungsi produksi menghasilkan model fungsi produksi kudratik seperti berikut : y2 = -231 1512354 - 242200803 XI + 150991714 X2 + 10100059 X3 + 10677701 X4 + 34766365 X5 + 25786238 X6 + 35198909 XI' - 7479280 X$ - 21443 x~~ - 47881 1 &' Berdasarkan uji-F didapat bahwa dalam selang kepercayaan 90%, hubungan antara faktor-faktor produksi GT kapal (XI), PK mesin kapal (X2), jumlah tenaga kerja (X3), jumlah hari operasi (X4), panjang jaring (X5), dan lama drifting (X6), berpengaruh nyata terhadap variasi perubahan produksi (Y). Hasil pengujian ianjutan dari masing-masing faktor produksi (Xi) terhadap produksi (Y) dengan uji t-student menyatakan bahwa faktor produksi panjang jaring (X5) dan lama drifting (X6) berpengaruh nyata pada seiang kepercayaan 80%. Demikian pula pada analisis korelasi masing-masing faktor produksi terhadap produksi menghasilkan nilai korelasi tinggi (> 50%) hanya pada faktor produksi panjang jaring dan lama drifting. Hasil analisis efisiensi teknis diperoleh volume produksi rata-rata sebesar 43.25 kgltrip atau sebesar 8650 kgltahun, 2.162,5 kgltenaga kerjaltahun, dan 3,33 kgijam operasi. Hasil analisis efisiensi ekonomis diperoleh penerimaanltahun sebesar Rp 55.531.000, penerimaanltrip sebesar Rp 277.655, penerimaanltenaga kerjaltahun sebesar Rp 13.882.750, dan penerimaanljam operasi sebesar Rp 21.358,08. Analisis usaha seiama satu tahun dengan menggunakan nilai-nilai BEP, RlC ratio, ROI, dan PP, menunjukkan bahwa usaha perikanan jaring nilon di Muara Angke masih menguntungkan. Usaha dengan kapal ikan berukuran kurang dari 5 GT di daerah Muara Angke membutuhkan investasi sebesar Rp 27.700.000, yang dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 18.011.714,28ltahun bagi nelayan pemilik, dan Rp 5.822.750 baginelayanpekerja. Nilai-nilai R/C diperoleh sebesar 1,4 ; Payback Period (PP) sebesar 1,54 tahun, ROI sebesar 0,65 dan BEP sebesar Rp 12.587.008,51. Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa usaha masih menguntungkan (nilai R/C > I), investasi yang ditanamkan untuk usaha ini dapat kembali dalarn waktu 134 tahun atau 18.5 bulan pada tingkat keuntungan usaha yang diperoleh, setiap rupiah yang diinvestasikan dapat rnernberikan keuntungan sebesar Rp 0,65,-. Juga diketahui bahwa usaha ini mencapai titik irnpas dimana usaha tidak akan menderita rugi dan tidak pula rnendapat untung adalah pada jurnlah hasil penjualan sebanyak Rp 12.587.008.51. Analisis tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini usaha perikanan jaring nilon di Muara hgke rnasih menguntungkan untuk dijalankan. Secara umum usaha perikanan tangkap jaring nilon di Muara Angke rnasih rnenguntungkan dan masih layak untuk dijalankan, tetapi dengan harus lebih mernperhatikan faktor-faktor yang rnendukung usaha penangkapan ikan itu sendiri khususnya faktor-faktor teknis, agar diperoleh produktivitas yang lebih tinggi dari sebelumnya dan agar usaha tersebut tetap rnenghasilkan keuntungan bagi nelayan. Untuk itu, beberapa usaha ke arah perbaikan yang ditujukan untuk para nelayan, khususnya nelayan tradisional rnasih harus diusahakan dengan lebih serius.