Estimasi nilai kerugian ekonomi akibat banjir pasang (Studi kasus: Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara)
Abstract
besar yang dihadapi Provinsi DKI Jakarta yang salah satu
wilayahnya berbatasan langsung dengan laut adalah banjir akibat gelombang
pasang laut atau yang sering disebut sebagai banjir pasang. Genangan banjir
pasang menimbulkan kerusakan pada bangunan tempat tinggal dan menyebabkan
sebagian besar masyarakat menderita penyakit. Masyarakat yang membuka usaha
di wilayah ini juga mengalami penurunan pendapatan. Estimasi nilai kerugian
akibat banjir pasang ini menjadi sangat penting dilakukan untuk melihat
seberapa besar dampak yang diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi
masyarakat yang terkena dampak banjir pasang, (2) mengetahui persepsi
masyarakat mengenai kondisi lingkungan tempat tinggal dan dampak yang
ditimbulkan oleh banjir pasang, (3) mengestimasi nilai kerugian ekonomi akibat
banjir pasang, (4) mengetahui pengelolaan lingkungan kawasan pesisir yang
sesuai dalam usaha pencegahan dan minimisasi dampak banjir pasang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Kerugian reesponden rumah tangga pada penelitian ini dilihat dari biaya
pencegahan, biaya pengobatan, dan kehilangan penghasilan harian rumah tangga,
sedangkan kerugian pelaku usaha dilihat dari kehilangan pendapatan selama banjir
pasang terjadi. Biaya pencegahan diperoleh melalui pendekatan Averting Behavior
Method, biaya pengobatan diperoleh melalui pendekatan Cost of Illness dan
pendapatan yang hilang diperoleh melalui pendekatan Loss of Earnings.
Sementara itu, proses identifikasi karakteristik, persepsi responden dan kajian
pengelolaan lingkungan menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan penelitian, karakteristik sosial ekonomi responden antara lain
berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMA, kisaran umur 32-41 tahun,
bekerja sebagai buruh pabrik, bangunan tempat tinggal berstatus milik sendiri dan
lama tinggal lebih dari 20 tahun. Jenis usaha yang ada sebagian besar merupakan
usaha penjualan peralatan rumah tangga, dengan status kepemilikan pribadi dan
lama usaha antara 5-10 tahun. Penilaian responden terhadap lingkungan, kotor
untuk kebersihan, cukup mengganggu untuk pengaruh banjir pasang dan cukup
untuk fasilitas dan aksesibilitas. Total estimasi kerugian responden rumah tangga
sebesar Rp 2 855 653 684 untuk hilangnya waktu bekerja, Rp 405 594 880 untuk
biaya pengobatan dan Rp 493 588 897 untuk biaya pencegahan. Untuk unit usaha,
rata-rata estimasi kerugian akibat banjir pasang sebesar Rp 4 133 910 setiap satu
unit usaha. Pengelolaan kawasan pesisir harus melibatkan masyarakat
didalamnya, sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat akan
sumberdaya dan lingkungannya. Diperlukan kerjasama yang baik antar
pemerintah dan masyarakat agar upaya pencegahan dan minimisasi banjir pasang
di wilayah ini dapat terlaksana dengan baik.