Analisis Penentuan Wilayah Potensial untuk Ekspansi Pemasaran Nanas Subang (Kasus: Kelompok Tani Sarimanis, Desa Bunihayu, Kabupaten Subang)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran dan lembaga
pemasaran serta fungsinya dalam pemasaran nanas subang, menganalisis margin
pemasaran dan bagian harga yang diterima petani (farmer’s share) nanas subang
serta rasio keuntungan dan biaya, dan menganalisis wilayah potensial untuk
ekspansi pemasaran nanas subang. Tujuan pertama dan kedua dilakukan untuk
mengetahui wilayah mana yang merupakan wilayah pemasaran nanas tinggi dan
wilayah mana yang merupakan wilayah pemasaran nanas rendah. Wilayah
potensial untuk ekspansi pemasaran nanas dapat ditentukan apabila wilayah
pemasaran tinggi dan wilayah pemasaran rendah telah diketahui.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di Desa Bunihayu,
Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi data pimer dan sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan
petani nanas subang yang tergabung dalam Kelompok Tani Sarimanis dan
lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran hasil budidaya petani tersebut.
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dan berbagai literatur yang
relevan. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan April hingga Juli 2012.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis data dimulai dengan menganalisis secara kualitatif saluran
dan lembaga pemasaran serta fungsinya dalam pemasaran nanas subang. Analisis
kuantitatif dilakukan untuk menganalisis margin pemasaran dan farmer’s share
nanas subang serta rasio keuntungan dan biaya. Selanjutnya, dilakukan analisis
penentuan wilayah potensial untuk ekspansi pemasaran nanas subang dengan
metode analisis diskriminan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
kalkulator, Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola saluran pemasaran
nanas subang. Saluran pemasaran I dimulai dari petani ke pedagang pengumpul
desa, kemudian ke pedagang pengecer (supermarket) di wilayah Bandung melalui
Koperasi Tani Kuno. Saluran pemasaran II dan III dimulai dari petani ke
pedagang pengumpul desa lalu ke pedagang pengecer yang berada di wilayah
Subang dan Purwakarta. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul desa dan Koperasi Tani Kuno relatif sama dengan pedagang pengecer.
Perbedaannya adalah kegiatan penyimpanan tidak dilakukan pedagang pengumpul
desa dan kegiatan pengangkutan tidak dilakukan oleh pedagang pengecer.
Hasil analisis margin pemasaran menunjukkan total margin terbesar
terdapat pada saluran pemasaran I, yaitu sebesar Rp 7 000 per kilogram,
sedangkan total margin terkecil terdapat pada saluran pemasaran II, yaitu sebesar
Rp 2 250 per kilogram. Farmer’s share terendah terdapat pada saluran pemasaran
I, yaitu 17.65 % dan farmer’s share tertinggi terdapat pada saluran II dan III, yaitu
masing-masing 40.00 %. Nilai rasio keuntungan dan biaya tertinggi terdapat pada
saluran pemasaran II, sedangkan nilai rasio keuntungan dan biaya terendah
terdapat pada saluran pemasaran I. Berdasarkan analisis tersebut, saluran
pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran II.
Hasil analisis diskriminan menunjukkan bahwa variabel pasar tradisional
merupakan variabel yang paling membedakan kelompok pemasaran tinggi dan
rendah. Berdasarkan jumlah pasar tradisional, nilai diskriminan Kabupaten
Karawang dan Kota Bekasi lebih besar dari nilai cutoff (nilai batas dimana nilai
prediksi sehingga harus dimasukkan dalam kategori pemasaran tinggi dan rendah)
sehingga kedua wilayah ini dimasukkan ke dalam kelompok pemasaran tinggi
(kode 1), sedangkan nilai diskriminan Kota Cimahi dan Kabupaten Garut lebih
kecil dari nilai cutoff sehingga kedua wilayah ini dimasukkan ke dalam kelompok
pemasaran rendah (kode 0). Dengan demikian, wilayah yang potensial untuk
ekspansi pemasaran nanas subang adalah Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.