Dampak ekonomi migrasi terhadap rumah tangga: Studi kasus di Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
View/ Open
Date
1998Author
Siahaan, Kristi Lasmauliate
Tuanaya, Umar A.S.
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu upaya mengatasi masalah pengangguran yang diadakan oleh pemerintah adalah dengan
memanfaatkan lapangan kerja di luar negeri melalui program pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Selain guna mengatasi masalah pengangguran, maka pengiriman TKI ke luar negeri adalah untuk meningkatkan penerimaan devisa bagi negara, meningkatkan kualitas tenaga kerja yang dikirim serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja sekaligus juga dapat meningkatkan citra bangsa dan negara.
Selama pelaksanaannya, yaitu sejak PELITA I (1969-1974) program pengiriman TKI ke luar
negeri banyak diikuti oleh berbagai pemberitaan negatif mengenai berbagai kasus yang menimpa TKI di negara tempat mereka bekerja maupun yang dialami oleh rumahtangga TKI di daerah asalnya.
Berbagai kasus yang dapat dilihat dalam media masa sehubungan dengan pengiriman TKI ke luar negeri lebih banyak memperlihatkan sisi negatifnya dibandingkan sisi positifnya. Kasus Sulaiha, TKI yang dihukum pancung di Arab Saudi karena tuduhan membunuh majikannya1, kerusuhan di tempat penampungan TKI di Jeddah akibat bentrokan TKI overstay dan aparat keamanan Jeddah yang menimbulkan korban di kedua belah pihak, keluarga TKI yang kehilangan kontak hubungan dengan anaknya yang bekerja sebagai TKI di Hongkong, banyaknya TKI ilegal ke Malaysia dan pemulangannya yang membawa banyak dampak negatif serta penelantaran TKI yang dipulangkan di Bandara Soekarno Hatta. Belum lagi pemberitaan mengenai nasib para TKI yang ditipu oleh para calo serta PJTKI yang tidak menjalankan fungsinya dengan benar. Namun ternyata pemberitaan ini tidak
mengurangi niat tenaga kerja untuk mengikuti program ini dan pergi ke luar nege untuk bekerja.