Peranan terminal Bubulak dan terminal Laladon sebagai terminal diperbatasan kota dan kabupaten Bogor
Abstract
Era otonomi daerah telah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi setiap daerah otonom. Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor memanfaatkan otonomi daerah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatnya dengan membangun Terminal Bubulak dan Terminal Laladon. Keberadaan Terminal Bubulak dan Terminal Laladon memiliki jarak yang berdekatan sehingga memunculkan berbagai permasalahan. Lalu lintas di sekitar terminal yang tidak tertib, serta ketidaknyamanan dan ketidaktertiban pengguna terminal merupakan masalah yang timbul akibat jarak kedua terminal yang terlalu berdekatan
Penelitian ini menggunakan tiga analisis dan satu identifikasi. Analisis penetapan lokasi adalah untuk mengetahui kesesuaian penetapan lokasi Terminal Bubulak dan Terminal Laladon. Identifikasi peranan terminal adalah untuk mengetahui peranan ideal Terminal Bubulak dan Terminal Laladon yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Analisis persepsi menggunakan analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat pengguna terminal terhadap pencapaian peranan ideal yang diinginkan oleh Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor. Sedangkan analisis keterkaitan peranan yang diinginkan Pemerintah Kota Bogor dan Pemerintah Kabupaten Bogor dengan persepsi masyarakat adalah untuk merumuskan keterkaitan dari berbagai aspek dan sebagai implikasi kebijakan yang dapat diterapkan terhadap keberadaan Terminal Bubulak dan Terminal Laladon.
Berdasarkan hasil analisis penetapan lokasi diperoleh hasil Penetapan lokasi Terminal Bubulak telah baik yaitu memiliki kesesuaian dengan perencanaan tata ruang wilayah Kota Bogor dan memiliki izin persetujuan lokasi oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat. Sedangkan penetapan lokasi Terminal Laladon tidak sesuai.
Berdasarkan hasil identifikasi peranan kedua terminal diperoleh hasil bahwa Terminal Bubulak dan Terminal Laladon memiliki tiga peranan utama yaitu: (i) mengimplementasikan rencana transportasi dalam suatu sistem yang terintegrasi dan terpadu, (ii) menjadi salah satu aspek pendukung dalam kegiatan perekonomian, (iii) untuk memperlancar pola pergerakan lalu lintas kendaraan angkutan barang, jasa, dan manusia.
Dari analisis persepsi masyarakat diperoleh hasil bahwa dengan adanya dua terminal yang memiliki fungsi sama dan dibangun dengan lokasi yang berdekatan membuat sebagian masyarakat pengguna secara umum merasa bingung atau kesulitan. Selain hal tersebut, terdapat persepsi bahwa dengan adanya kedua terminal tidak menjadikan kemacetan di sekitar terminal menjadi berkurang dan kemampuan terminal mendukung daerahnya masing-masing belum tercapai dengan baik.