Model pendugaan kebangkitan bank di Bursa Efek Jakarta
View/ Open
Date
2001Author
Alam, M. Choiril
Sumantri, Bambang
Nasution, Damhuri
Metadata
Show full item recordAbstract
Masyarakat dapat menyimpan uang dalam bentuk investasi baik berupa tabungan, deposito, tanah, emas, apartemen dan lain sebagainya. Pilihan terhadap alat investasi tergantung kemampuannya memberikan keuntungan. Salah satu alat investasi yang memberikan keuntungan besar adalah saham. Di samping memberikan keuntungan besar, saham juga mempunyai tingkat resiko yang besar karena pemodal (investor) bisa kehilangan semua modal yang telah diinvestasikan jika emiten mengalami kebangkrutan.
Penelitian ini menggunakan analisis diskriminan dan probit/logit dalam membangun model pendugaan kebangkrutan bank. Pengklasifikasian bank kedalam satu dari dua kelompok bank yang bangkrut (delisting) dari tahun 1999-2000 dan tidak bangkrut (daftar bank) tahun 2000. Untuk pembentukan model digunakan data pada tahun yang sama yaitu tahun 1997.
Pada model probit/logit suatu bank dikatakan bangkrut atau berpotensi mengalami kebangkrutan jika nilai peluangnya lebih dari 0,5. Perbandingan model dikriminan dan probit/logit menunjukkan bahwa model probit/logit lebih tinggi prediksi klasifikasi yang benar dari 2 kelompok bank yaitu bank bangkrut dan tidak bangkrut, sehingga model logit digunakan sebagai model penduga kebangkrutan bank. Model logit yang didapatkan adalah :
p=
exp(-0,609+0,53 X1 -0,609 X4)
1+exp(-0,609+0,53 X₁ -0,609 X4)
Model analisis logit ini dapat digunakan untuk memprediksikan kebangkrutan dengan syarat, rasio
keuangan yang diperoleh tidak berasal dari perbandingan 2 nilai yang sama-sama negatif karena secara
teori keuangan perbandingan 2 nilai yang sama-sama negatif tidak memiliki makna dan kondisi
perbankan yang tidak jauh berbeda dengan kondisi tahun 1997 serta untuk mengetahui hal tersebut.
bisa dilakukan uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) terhadap variabel-variabel yang
digunakan dalam model logit.