Analisis hirarki wilayah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada wilayah berbasis penggunaan lahan pertanian padi
Abstract
Tingkat perkembangan wilayah dipengaruhi oleh jumlah dan jenis fasilitas pelayanan masyarakat. Semakin banyak jumlah dan jenis fasilitas pelayanan masyarakat yang dimiliki suatu wilayah semakin berkembang wilayah tersebut Keberadaan fasilitas pelayanan masyarakat berkorelasi kuat dengan jumlah penduduk Wilayah-wilayah yang memiliki jumlah dan jenis fasilitas pelayanan masyarakat tinggi cenderung merupakan pusat konsentrasi penduduk. Aktifitas pertanian padi diduga memiliki keterkaitan dengan tingkat perkembangan wilayahnya.
Penelitian ini memiliki tujuan, pertama menentukan hirarki tingkat perkembangan wilayah-wilayah kecamatan di Kabupaten Indramayu Kedua menganalisis keterkaitan aktifitas pertanian padi di Kabupaten Indramayu dengan tingkat perkembangan wilayahnya Metode analisis yang digunakan adalah (1) Metode Skalogram yang dimodifikasi, (2) Analisis Komponen Utama, dan (3) Analisis Regresi Berganda.
Metode skalogram yang dimodifikasi menghasilkan Indeks Perkembangan Kecamatan (JPK) yang mencerminkan tingkat perkembangan wilayah. Berdasarkan PK-nya, wilayah-wilayah kecamatan dikelompokkan ke dalam hirarki-hirarki wilayah. Diperoleh tiga hirarki wilayah yaitu: (1) hirarki I, wilayah dengan tingkat perkembangan tinggi, terdiri dari Kecamatan Indramayu dan Jatibarang, (2) hirarki II, wilayah dengan tingkat perkembangan sedang, terdiri dari Kecamatan Balongan, Sindang, Sliyeg, dan Widasari, (3) hirarki III, wilayah dengan tingkat perkembangan rendah, terdiri dari Kecamatan Sukra, Losarang, Lelea, Karangampel, Bongas, Kandanghaur, Gabuswetan, Kertasemaya, Juntinyuat, Bangodua, Lobbener, Anjatan, Krangkeng, Haurgeulis, Cikedung, dan Kroya.