Analisis nilai tambah dan daya saing ekspor minyak atsiri Indonesia
Abstract
Indonesia memiliki banyak jenis komoditi pertanian yang dapat dijadikan produk unggulan, salah satunya minyak essensial (Depdag, 2006). Ekspor minyak atsiri menyumbang 0.6 persen dari total nilai ekspor produk unggulan Indonesia. Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils, atau volarile oils adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan tertentu, baik berasal dari daun, bunga kayu, biji-bijian, akar bahkan putik bunga. Minyak atsiri dapat diperoleh melalui proses penyulingan.
Peluang pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di dalam maupun luar negeri. Permintaan minyak atsiri ini pun diperkirakan terus meningkar dengan bertambahnya diversifikasi penggunaan minyak atsiri sebagai bahan baku dan bertambahnya populasi penduduk dunia. Pengembangan produk agroindustri minyak atsiri sebagai produk unggulan ekspor, diperlukan integrasi antara potensi produksi dan permintaan di pasar domestik dan pasar tujuan ekspor, sehingga dapat meningkatkan dayasaing dan nilai tambah produk ekspor berbasis minyak atsiri di Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang berperan dalam memenuhi permintaan dunia. Permasalahan yang dihadapi Indonesia sebagai negara pengekspor yaitu hasil produksi di dalam negeri yang masih cukup rendah, dengan tingkat harga yang berfluktuasi. Jumlah produksi yang rendah disebabkan usaha penyulingan ini masih menjadi kegiatan sampingan bagi produsen. Masalah lain yang dihadapi yaitu penggunaan teknologi yang masih sederhana sehingga belum mampu menghasilkan mutu yang konsisten dan pengolahan produk yang belum optimal. Hingga saat ini minyak atsiri dari Indonesia masih dalam bentuk bahan baku bagi produk lain atau setengah jadi. Oleh sebab itu penting dilakukan penelitian mengenai kemampuan dayasaing minyak atsiri di pasar dunia.
Tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan yang dihadapi sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan secara umum kondisi industri minyak atsiri di Indonesia, 2. Menganalisis kemampuan dayasaing ekspor minyak atsiri Indonesia, dan 3. Menganalisis nilai tambah yang diperoleh produsen jika melakukan penyulingan minyak atsiri yang memiliki dayasaing. Metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dan nilai tambah Hayami dipandang cukup memadai menjawab tujuan tersebut.
Metode RCA diperlukan untuk mengidentifikasi awal, mengukur tingkat keunggulan komparatif dari produk-produk tersebut di pasar dunia. Hasil perhitungan ini selanjutnya dapat mengklasifikasikan negara tujuan terpilih dalam mengekspor produk unggulan ekspor, dan dapat meningkatkan kemampuan dayasaing minyak atsiri Indonesia.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]