Studi Persepsi Masyarakat terhadap Taman Suropati dalam Upaya Melestarikannya sebagai Taman Kota Bersejarah di Jakarta
Abstract
Pembangunan kota yang pesat seringkali tidak mempertimbangkan
keberadaan bangunan maupun lanskap atau ruang terbuka bersejarah; hal ini dapat
berakibat hilangnya identitas kota dan informasi tentang sejarah perkembangan
suatu kota. Salah satu pembentuk identitas kota adalah taman kota yang
mempunyai ciri khas tertentu. Taman Suropati terletak di Kelurahan Menteng,
Kecamatan Menteng, Jakana Pusat. Selain mempunyai nilai ekologis dan sosial,
taman ini memiliki nilai penting sejarah. Hanya saja saat ini Taman Suropati
dikenal masyarakat sebagai taman kota biasa. Perlu diketahui persepsi dan
pengetahuan masyarakat terhadap Taman Suropati serta nilai sejarahnya sehingga
menimbulkan apresiasi terhadap Taman Suropati sebagai taman kota bersejarah.
Studi ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis persepsi masyarakat,
pengguna taman, dan pengelola taman terhadap Taman Suropati serta sejarah
perkembangan taman tersebut. Diharapkan studi ini dapat menjadi masukan bagi
Pemda OKI Jakarta khususnya bagi Dinas Pertamanan dan perencana kota, agar
dapat mengeluarkan kebijakan dan membuat perencanaan pengembangan dan
pengelolaan Taman Suropati dan kawasan sekitarnya sesuai dengan status taman
dan kawasan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode survei untuk
mengetahui persepsi masyarakat melalui kuisioner dengan jumlah responden 110
orang. Data kuisioner dianalisis menggunakan uji Khi-Kuadrat untuk mengetahui
keterkaitan antara latar belakang responden dengan persepsi yang diberikan.
Metode survei juga digunakan untuk mengetahui data sejarah taman dan kawasan,
kondisi fisik taman, dan pengelolaan taman saat ini.
Taman Suropati dibangun pada tahun 1920 dengan nama Burgemeester
Bisschopplein dan merupakan bagian dari perencanaan Menteng sebagai kawasan
pemukiman modem pertarna di Indonesia dengan konsep disain 'kota taman' pada
zaman kependudukan Belanda. Konsep ini merupakan konsep kota taman pertama
di Indonesia. Saat ini Taman Suropati mempunyai luas 16.322 m2 , dan telah
mengalami perkembangan dan perubahan. Meskipun demikian polanya masih
dipertahankan dalam bentuk formal.
Survei persepsi masyarakat dan pengguna tarnan terhadap kondisi fisik
taman dinilai dari beberapa kategori yaitu: keindahan, keamanan, kenyamanan,
luasan, jarak, fasilitas, dan pemeliharaan. Hasil survei persepsi terhadap kondisi
fisik taman secara umum dapat diketahui bahwa 56.1 % responden masyarakat
(umum/sekitar) dan 61 % responden pengguna taman menilai Taman Suropati
adalah taman yang bagus.
Dari hasil survei persepsi masyarakat terhadap Taman Suropati sebagai
taman bersejarah diketahui bahwa hanya 26% responden yang mengetahui Taman
Suropati sudah ada sejak zaman Belanda ( 1920). Sebesar 66% responden tidak
mengetahui bahwa taman ini sebagai taman bersejarah dan merupakan bagian dari
cagar budaya kawasan Menteng. Sebagian besar responden (66%) menjawab tidak
mengetahui arti dari taman bersejarah. Sedangkan dari basil survei pengguna
taman menunjukkan hasil yang lebih baik, sebesar 44% responden mengetahui
Taman Suropati sudah ada sejak zaman Belanda (1920), 56% responden tidak
mengetahui bahwa taman ini sebagai taman bersejarah dan merupakan bagian dari
cagar budaya kawasan Menteng, c!an 78% menjawab tidak mengetahui arti dari
taman bersejarah.
Berdasarkan hasil uji Khi-Kuadrat persepsi masyarakat (umum/sekitar)
dan pengguna taman terhadap kondisi fisik taman berhubungan dengan beberapa
faktor latar belakang responden yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan akhir,
jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Faktor umur mempengaruhi persepsi
luas, pemeliharaan, keamanan, dan penilaian umum taman. Faktor jenis kelamin
mempengaruhi persepsi jarak, selain itu persepsi jarak juga berhubungan dengan
faktor jenis pekerjaan. Latar belakang pendidikan akhir mernpengaruhi penilaian
umum dan luas taman. Tingkat pendapatan mempengaruhi persepsi terhadap
fasilitas taman, dan lama tinggal mempengaruhi persepsi kenyamanan taman.
Hasil Khi-Kuadrat persepsi masyarakat dan pengguna taman terhadap
sejarah taman, menunjukkan bahwa latar belakang responden yang berhubungan
dengan persepsi aspek sejarah adalah umur, tingkat pendapatan, pendidikan, dan
lama tinggal.
Responden menilai fungsi Taman Suropati sudah efektif. Oilihat dari jumlah
pengunjung, frekuensi kunjungan, waktu kunjungan, aktivitas dalam taman, dan
penilaian terhadap taman, maka Taman Suropati sebagai taman kota sudah cukup
efektif. Taman Suropati mampu mengakomodasi aktivitas-aktivitas pengunjung
yang sebagian besar adalah olahraga dan rekreasi. Penggunaan taman ini cukup
intensif pada pagi dan sore hari.
Masyarakat secara keseluruhan masih belum mengetahui keberadaan
Taman Suropati sebagai taman yang mempunyai nilai sejarah. Cara penyampaian
informasi kepada masyarakat yang terbaik menurut hasil survei adalah melalui
papan informasi di taman yang didalamnya terdapat informasi tentang
keberadaannya sejak zaman Belanda sarnpai saat ini, sehingga Tarnan Suropati
tidak hanya tempat berekreasi dan olah raga tetapi juga sebagai sarana edukasi
tentang sejarah perkembangan kota.
Taman Suropati merupakan salah satu taman kota yang dikelola oleh
Dinas Pertamanan OKI Jakarta sebagai salah satu ruang terbuka hijau kota yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rekreasi dan olahraga para warga kota.
Berdasarkan hasil · survei dapat diketahui bahwa sebagian besar dari pengelola
taman tidak mengetahui tentang keberadaan Taman Suropati sebagai taman yang
mempunyai nilai historis.
Diperlukan adanya perubahan konsep pengelolaan taman yang lebih
mempertimbangkan pada nilai historis taman dengan mempertahankan karakter
taman. Hal-ha! yang perlu dilakukan dalarn upaya pelestarian dan meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap Taman Suropati antara lain:
1. Sosialisasi tentang rencana pemugaran dan status area-area dalam kawasan
Menteng kepada seluruh jajaran Pemda OKI Jakarta, termasuk Oinas
Pertamanan.
2. Perlu adanya papan / sarana informasi dalam taman tentang: keberadaan Taman
Suropati sejak zaman Belanda ( 1920), merupakan salah satu taman yang
dibentuk dalam rangka membangun Menteng sebagai kota taman. Kota Taman
Menteng merupakan penerapan konsep 'kota taman' pertama di Indonesia.