Karakteristik curah hujan Waingapu, Nusa Tenggara Timur
Abstract
Waingapu merupakan daerah dengan curah hujan sangat rendah, namun wilayah ini dapat menghasilkan tanaman pertanian dan pohon Cendana. Informasi iklim terutama karakteristik curah hujan diperlukan karena pengaruhnya terhadap pertanian di Waingapu cukup besar. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik curah hujan Waingapu periode bulanan, musim basah dan musim kering serta kaitannya dengan suhu permukaan laut (SPL) Nino 3.4 dan laut Sumba. Analisis data dilakukan dengan menentukan klasifikasi iklim menggunakan klasifikasi Schmidth-Ferguson dan Koppen, penghitungan jumlah hari hujan dan deret hari basah, analisis rataan bergerak curah hujan 10 harian pada musim basah, peluang kejadian deret hari kering melampaui atau sama dengan 15 hari pada musim basah, dan uji korelasi Pearson antara karakteristik curah hujan dengan SPL Nino 3.4 dan di laut Sumba. Hasil penelitian menunjukkan Waingapu memiliki tipe iklim kering (tipe F dan transisi Aw-BS) serta pola curah hujan monsunal dengan penerimaan curah hujan rata-rata tahunan lebih rendah dari evapotranspirasi potensial rata-rata tahunan (898 mm CH; 1604 mm ETp). Hari hujan lebih pendek dibandingkan hari tidak hujan. Meski demikian, kebutuhan air tanaman palawija dapat terpenuhi pada musim basah, terutama pada periode Desember-Februari (502 mm) atau Januari-Maret (515 mm). Peluang deret hari kering melampaui atau sama dengan 15 hari pada musim basah mencapai 70%. Karakteristik curah hujan bulanan Waingapu berkorelasi tinggi dengan SPL Nino 3.4 pada jeda waktu dua bulan, sedangkan SPL di laut Sumba berkorelasi tinggi pada jeda waktu satu bulan. SPL Nino 3.4 memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan karakteristik curah hujan Waingapu pada musim basah dibandingkan musim kering.