Penerapan fungsi Fuzzy untuk evaluasi kesesuaian lahan: studi kasus di Sub Das Cisadane Hulu - Bogor provinsi Jawa Barat
View/ Open
Date
2007Author
Putranto, Septian Tri
Baskoro, D.P. Tejo
Tarigan, Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Lahan merupakan sumberdaya alam yang hampir tidak dapat diperbaharui dan jumlahnya terbatas, padahal jumlah manusia yang ingin menggunakan lahan terus menerus bertambah. Dalam memilih penggunaan lahan yang terbaik, perlu dilakukan perencanaan penggunaan lahan. Rencana penggunaan lahan harus disesuaikan atau tergantung dari kemampuan sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat diusahakan bagi suatu penggunaan tertentu. Bagian dari perencanaan penggunaan lahan adalah evaluasi lahan, yang merupakan suatu proses dalam menduga potensi lahan untuk penggunaan tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan nilai (kelas) suatu lahan di areal sub-DAS Cisadane Hulu untuk tujuan tertentu dengan menggunakan sistem pembandingan (matching) dan dengan pendekatan fuzzy, serta membandingkan hasil evaluasi kesesuaian lahan menggunakan pendekatan fuzzy dengan sistem pembandingan (matching).
Hasil evaluasi kesesuaian lahan dengan sistem pembandingan (matching) berdasarkan pada kriteria LREP II (1994), didapatkan bahwa untuk komoditas padi dan durian terdapat 2 kelas kesesuaian lahan yaitu, kelas S3 dan N1, dengan faktor pembatas dominan drainase dan lereng. Untuk komoditas buncis dan cabai merah terdapat 3 kelas kesesuaian lahan yaitu, kelas S3, NI dan N2 dengan faktor pembatas dominan drinase, CH tahunan dan lereng Untuk komoditas kelapa terdapat 3 kelas kesesuaian lahan yaitu kelas S2, S3 dan NI dengan faktor pembatas dominan CH tahunan, drainase dan lereng Sedangkan komoditas jagung terdapat 4 kelas kesesuaian lahan yaitu, kelas S2, S3, N1 dan N2 dengan faktor pembatas dominan pH, drainase dan lereng
Hasil evaluasi kesesuaian lahan dengan pendekatan fuzzy diperoleh bahwa sebagian besar lahan mempunyai indeks kesesuaian lahan > 0,6. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase (%) area dengan indeks kesesuaian lahan (MF) > 0,50 diperoleh sama dibandingkan dengan hasil kesesuaian lahan dengan sistem pembandingan (matching) yang tergolong sesuai
Penggunaan pendekatan fuzzy dalam penilaian kesesuaian lahan menyediakan lebih banyak fleksibilitas untuk mengidentifikasi area yang sesuai untuk penggunaan lahan tertentu, tergantung pada nilai indeks kesesuaian lahan yang diset oleh pengguna.