Show simple item record

dc.contributor.advisorWidigdo, Bambang
dc.contributor.advisorWardiatno, Yusli
dc.contributor.authorSulaksana, R. Nurdin
dc.date.accessioned2023-11-01T00:00:19Z
dc.date.available2023-11-01T00:00:19Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129439
dc.description.abstractSalah satu ekosistem perairan tertutup yang penuh dengan interfensi manusia adalah tambak udang yang dikelola dengan intensif dan oleh karenanya perubahan kondisi kualitas airnya sangat dipengaruhi oleh perlakuan-perlakuan yang diberikan. Salah satu parameter kualitas air yang menjadi faktor pembatas dalam budidaya udang adalah oksigen terlarut. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi harian oksigen terlarut beserta parameter kualitas air terkait di tambak udang intensif dengan adanya perlakuan jumlah pengoperasian kincir yang berbeda pada siang hari. Metode penelitian yang dilakukan adalah pengukuran di lapangan dan analisa laboratorium.Pengukuran dan pengambilan contoh air sampel dilakukan di 6 petak tambak yang terbagi ke dalam 2 kelompok, yakni kelompok tambak kontrol dan tambak perlakuan yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 petak tambak. Pengambilan sampel dilakukan setiap 10 hari sekali dari umur udang 0 hari sampai dengan 110 hari. Pengukuran DO dilakukan selama 24 jam dalam sehari setiap 2 jam sekali. Pada DOC 70 hingga 110 dilakukan perlakuan dengan mengurangi penggunaan kincir yang beroperasi sebanyak 6 HP. Analisa data meliputi penentuan persentase saturasi oksigen terlarut, analisa deskriptif kondisi oksigen terlarut dan parameter kualitas air terkait serta hubungannya selama masa budidaya udang dengan menggunakan uji korelasi. Berdasarkan kondisi saturasi oksigen, penggunaan kincir 6 HP pada pukul 11.00 sampai 17.00 lebih cepat mencapai kondisi saturasi apabila dibandingkan dengan kelompok petak yang menggunakan kincir 12 HP. Kisaran DO maksimum selama DOC 70 sampai 110 pada kelompok petak dengan perlakuan kincir 12 HP berkisar antara 4,50 – 9,90 mg/l sedangkan pada petak dengan perlakuan kincir 6 HP berkisar antara 4,40 – 9,60 mg/l. Kondisi DO maksimum ini umumnya tercapai pada pukul 12.00 – 16.00 WIB. Kisaran DO minimum selama DOC 70 sampai 110 pada kelompok petak dengan perlakuan kincir 12 HP berkisar antara 1,80 – 3,50 mg/l sedangkan pada petak dengan perlakuan kincir 6 HP berkisar antara 1,20 – 3,70 mg/l. Kondisi DO minimum ini umumnya terjadi pada pukul 24.00 – 06.00 WIB…id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFisheries and marine scienceid
dc.subject.ddcLiving aquatic resources managementid
dc.titleManajemen kualitas air tambak intensif melalui pendekatan oksigen terlarutid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid
dc.subject.keywordBiochemical oxygen demandid
dc.subject.keywordLitopenaeus vannameiid
dc.subject.keywordNitrosomonas sp.id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record