Potensi Ternak Sapi Potong di Kecamatan Samboja dan Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kertanegara
View/ Open
Date
2005Author
Reonald, Novel
Fuah, Asnath Maria
Priyanto, Rudy
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan petemakan di Kecamatan Samboja dan Kecamatan Kota
Bangun dapat dilakukan dengan memberdayakan sumber daya lokal yang ada di
wilayah potensial secara optimal dan terpadu. Pengamatan dan analisis perlu
dilakukan terhadap potensi dan faktor pendukung yang ada meliputi keadaan fisik
(lahan, pakan, lingkungan), biologis teknis (ternaknya) dan sosial ekonomi dan
budaya masyarakat yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
potensi pengembangan sapi potong di Kecamatan Samboja (50 m dpl) dan
Kecamatan Kota Bangun (500 m dpl), Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan
Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengarnatan langsung ke
peternak an rakyat. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data
primer meliputi data peternak, jumlah temak, sistem pemeliharaan, produksi
pertanian dan produktivitas sapi potong, yang diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan dan wawancara dengan peternak menggunakan kuesioner. Data sekunder
diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Dinas Petemakan, Dinas Pertanian dan
Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kecamatan. Data yang diperoleh ditabulasi dan
dianalisis secara deskriptif. Pemetaan Potensi wilayah menggunakan metode yang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Petemakan (Direktorat Jenderal Petemakan,
1985). Strategi pengembangan ternak ruminansia diperoleh berdasarkan hasil analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat).
Hasil studi menunjukkan bahwa Kecamatan Samboja dan Kecamatan Kota
Bangun memiliki potensi untuk pengembangan temak sapi potong. Kapasitas
tampung ternak ruminansia di Kecamatan Kota Bangun yaitu 31.615,86 ST dan di
Kecamatan Samboja adalah 31.177,40 ST. PopuJasi temak ruminansia berturut-turut
sebesar 2.188,24 ST dan 2.503,06 ST; sehingga kedua kecamatan masih dapat
menampung temak ruminansia sebesar 29.427,62 ST dan 28.674,34 ST. Faktor
lingkungan meliputi sistem penggunaan tanah, motivasi petemak, jenis Hijauan
Makanan Temak (HMT) di masing-masing kecamatan cukup mendukung
pengembangan temak sapi potong. Namun, perlu didukung oleh sarana dan
prasarana yang memudahkan pemasaran temak. Strategi yang dirumuskan untuk
pengembangan temak sapi potong di Kabupaten Kutai Kertanegara meliputi
peningkatan peran Pemerintah Daerah dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang
mendukung pengembangan temak sapi potong, penerapan manajemen pemeliharaan
intensif, pemanfaatan HMT unggul dan konsentrat serta limbah penanian, pengadaan
pasar hewan, dan pembatasan pengeluaran ternak produktif keluar Kalimantan
Timur.