Pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum (Triticum aestivum L.) pada periode tanam dan taraf pemupukan nitrogen yang berbeda
Abstract
Periode tanam mempengaruhi ketersediaan air selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum. Sedangkan pemupukan nitrogen memberikan pengaruh terhadap produksi dan kandungan protein biji gandum. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh periode tanam dan taraf pemupukan nitrogen terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman gandum. Penanaman dilakukan empat periode tanam (W) yaitu: periode tanam pertama (W1), periode tanam kedua (W2), periode tanam ketiga (W3) dan periode tanam keempat (W3), sedangkan pemupukan terdiri dari tiga taraf pemupukan yaitu: NO (0 Kg N/ha), N1 (50 Kg N/ha) dan N2 (100 Kg N/ha).
Pada W1 ketersediaan air lebih tersedia saat awal pertumbuhan dibandingkan periode tanam yang lain, sedangkan W3 dan W4 ketersediaan air tinggi saat menjelang tanam yang menyebabkan produksi dan kualitas biji menurun. Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan umur tanaman menjadi panjang dan meningkatkan hasil tanaman (ton/ha). Pada kondisi ketersediaan air kurang pemupukan nitrogen akan menurunkan hasil tanaman (ton/ha).
Uji statistik pengaruh perkembangan tanaman gandum dengan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Pengaruh periode tanam nyata pada taraf 5% dan 1% terhadap jumlah bunga/malai dan jumlah biji/malai, sedangkan hasil tanaman (ton/ha) dipengaruhi oleh periode tanam, taraf pemupukan nitrogen dan interaksi antara kedua perlakuan. Sedangkan interaksi antara kedua perlakuan diuji lanjutan dengan uji LSD.
Berdasarkan persamaan regresi antara laju perkembangan dan suhu udara rata-rata mulai tanam sampai panen dari empat penelitian diperoleh nilai suhu dasar 2.4 °C. Nilai satuan panas mulai tanam sampai panen untuk periode tanam pertama 2216 H°C, periode tanam kedua 2247 H°C, periode tanam ketiga 2267 H°C dan periode tanam keempat 2275 H°C. Sedangkan secara berurutan mulai periode tanam pertama sampai periode tanam keempat, nilai satuan panas fase perkecambahan adalah 104, 134, 134 dan 155 H°C; fase inisiasi pembungaan 870, 866, 884, 884 H°C; fase pembungaan 155, 154, 155 dan 155 H°C; serta fase matang fisiologis 1088, 1093, 1093 dan 1080 H°C. Satuan panas pada semua periode tanam untuk fase perkecambahan memiliki nilai tidak konstan, sedangkan fase pembuahan dan matang fisiologis diperoleh hasil yang konstan.