Identifikasi rumah tangga miskin berdasarkan ciri fisik tempat tinggal di Jawa Barat
View/ Open
Date
2001Author
Waty, Betty Kusuma
Alamudi, Aam
Wijayanto, Hari
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri karakteristik rumah tangga miskin dan untuk memperoleh informasi mengenai ciri fisik tempat tinggal rumah tangga miskin. Data yang digunakan adalah data Susenas 1999. Peubah-peubah penjelas yang diamati adalah daerah (desa dan kota), status rumah yang ditempati, jenis atap, jenis dinding, luas lantai, jenis lantai, sumber air minum, fasilitas air minum, fasilitas tempat buang air besar, jenis kloset dan sumber penerangan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode CHAID. Rumah tangga dikatakan sebagai rumah tangga miskin atau tidak miskin berdasarkan garis kemiskinan. Rumah tangga dengan pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan miskin sedangkan rumah tangga dengan pengeluaran perkapita perbulan di atas atau sama dengan garis kemiskinan dikategorikan tidak miskin.
Kesepuluh peubah penjelas yang berpengaruh dalam mengelompokkan rumah tangga miskin dan tidak miskin adalah status rumah yang ditempati, jenis atap, jenis dinding, luas lantai, jenis lantai, sumber air minum, fasilitas air minum, fasilitas tempat buang air besar, jenis kloset dan sumber penerangan.
Peubah yang pertama kali memisahkan rumah tangga adalah sumber penerangan. Peubah ini memisahkan rumah tangga menjadi dua kelompok, yaitu (1) rumah tangga dengan penerangan listrik PLN dan "Lainnya" dan (2) rumah tangga dengan penerangan listrik non PLN, petromak dan pelita. 2 Kelompok pertama selanjutnya dipisahkan oleh fasilitas air minum sedangkan kelompok kedua oleh peubah daerah. Pemisahan selanjutnya tampak jelas pada dendogram pemisahan.
Berdasarkan dendogram pemisahan tersebut, rumah tangga miskin tampaknya dicirikan dengan peubah jenis dinding, luas lantai, jenis lantai, sumber air minum, fasilitas air minum, fasilitas tempat buang air besar, jenis kloset, dan sumber penerangan. Rumah tangga dengan ciri fisik tempat tinggal menggunakan penerangan listrik non PLN, petromak dan pelita, dinding hambu, lantai kayu, fasilitas tempat buang air besar milik sendiri dan bersama, serta menggunakan kloset cemplung kemungkinan besar adalah rumah tangga miskin. Sementara pada rumah tangga dengan ciri fisik tempat tinggal menggunakan penerangan listrik PLN dan "lainnya", fasilitas air minum milik umum, dengan sumber air minum berasal dari ledeng dan "lainnya", dinding kayu, lantai kayu, bambu, tanah dan "lainnya" serta menggunakan fasilitas tempat buang air besar milik bersama dan umum kemungkinan besar juga adalah rumah tangga miskin.
Asosiasi terjadi antara jenis dinding dengan jenis lantai, jenis dinding dengan fasilitas tempat buang air besar, sumber air minum dengan jenis lantai, sumber air minum dengan fasilitas tempat buang air besar, fasilitas tempat buang air besar dengan jenis kloset, sumber air minum dengan jenis kloset, fasilitas tempat buang air besar dengan luas lantai.
Interaksi terjadi antara daerah dengan sumber air minum, sumber air minum dengan fasilitas tempat buang air besar. Interaksi juga terjadi antara daerah dengan jenis lantai, tetapi interaksi ini tidak terlalu jelas karena jenis lantai yang digunakan tidak dapat membedakan rumah tangga di kota dan di desa.