Dampak Penghapusan Tarif Minyak Sawit dalam Kesepakatan China-ASEAN Free Trade Area terhadap Ekspor Minyak Sawit Indonesia ke Cina
Abstract
Pertanian berperan besar dalam pembangunan perekonomian sebagai
penyerap tenaga kerja. Selain sebagai penyerap tenaga kerja, pertanian juga
berperan dalam perolehan devisa, penyedia bahan baku industri, pengentas
kemiskinan, peningkatan pendapatan, serta peranannya dalam pembentukan
produk domestik bruto (PDB). Sektor pertanian memiliki beberapa sub sektor.
yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan kehutanan dan
perikanan. Diantara sub sektor tersebut yang paling utama adalah sub sektor
perkebunan. Minyak sawit merupakan komoditas ekspor utama sub sektor
perkebunan, oleh karena itu pengembangan agribisnis kelapa sawit sangat penting
untuk revitalisasi sektor pertanian di Indonesia.
Menurut data FAOSTAT (2012), Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar sejak tahun 2006 yaitu sebesar 17.35 juta ton yang sebelumnya dipimpin oleh Malaysia sebesar 15.88 juta ton. Peningkatan produksi minyak sawit Indonesia menyebabkan Indonesia menjadi pengekspor minyak kelapa sawit terbesar sejak tahun 2008 yang sebelumnya dipimpin oleh Malaysia. Gina adalah negara pengimpor minyak sawit terbesar di dunia. Oleh karena itu Ena mempunyai prospek yang besar untuk melakukan hubungan dagang dengan Indonesia terkait dengan komoditas minyak sawit. Diadakannya perjanjian China- ASEAN Free Trade Area (CAFTA) yang menghilangkan segala hambatan Perdagangan diharapkan dapat meningkatkan jumlah ekspor minyak sawit Indonesia ke Cina. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan keunggulan komparatif minyak sawit Indonesia di dunia sebelum dan sesudah adanya CAFTA, mengestimasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor minyak sawit Indonesia ke Cina, dan meramalkan dampak penghapusan tarif minyak sawit dalam kesepakatan CAFTA terhadap ekspor minyak sawit Indonesia ke Cina dan perubahan surplus produsennya. Model ekonometrika yang dibangun dalam penelitian ini merupakan sistem persamaan simultan. Model yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu fungsi ekspor minyak sawit Indonesia ke Cina, fungsi harga ekspor minyak sawit Indonesia ke Cina, fungsi impor minyak sawit Cina, fungsi harga impor minyak sawit Cina, fungsi harga minyak sawit unia, fungsi demand minyak sawit dunia dan fungsi supply minyak sawit dunia. mlah model yang dirumuskan terdiri dari lima persamaan struktural dan dua persamaan identitas. Pada penelitian ini menggunakan lima persamaan atau lima Variabel endogen (G), dan 18 predetermined variable yang terdiri dari 15 variabel eksogen dan tiga lag endogenous variable, sehingga total variable dalam model K) adalah 23 variabel. Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam persamaan tertentu dalam model adalah maksimum empat variabel. Berdasarkan kriteria over condition disimpulkan setiap persamaan struktural yang ada dalam model adalah over identified. Selanjutnya, metode estimasi model yang digunakan adalah 2SLS. ...