Kajian perdagangan kakao Indonesia ke Malaysia
Abstract
Kakao atau dalam bahasa Latinnya Theobroma cocoa L. adalah salah satu komoditas penting perkebunan. Dalam perekonomian suatu negara, komoditas kakao adalah komoditas ekspor, sehingga dapat menambah devisa negara, selain itu dalam proses produksi dan pengolahannya, kegiatan usaha komoditas kakao mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan dapat memberikan sumber pendapatan yang kontinyu bagi petaninya.
Di Indonesia, kakao adalah komoditas ekspor. Seperti ditunjukkan oleh data dari Badan Pusat Statistik, volume ekspomnya rata-rata meningkat sebesar 28,89 persen per tahun, sedangkan nilainya meningkat rata-rata 28,41 persen per tahun. Oleh karena itu, seperti tercatat dalam Laporan Tahunan ICCO, untuk tahun 1998 pangsa pasar komoditas kakao Indonesia di pasar internasional mencapai 9,97 persen. Ekspor kakao ini bentuknya adalah biji kakao kering.
Tujuan ekspor biji kakao kering Indonesia antara lain Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Cina dan Brazillia. Negara-negara tersebut selama sepuluh tahun terakhir merupakan pasar bagi Indonesia. Bagi Indonesia negara-negara tersebut adalah "sepuluh besar pembeli biji kakao kering". Di samping itu, seperti Malaysia atau Brazillia, sebenarnya merupakan negara penghasil kakao. Bahkan sebagai penghasil kakao, Malaysia dan Brazillia termasuk "sepuluh besar produsen kakao dunia". Oleh karena itu, mempelajari hal tersebut khususnya perdagangan komoditas kakao Indonesia ke Malaysia penelitian ini selanjutnya akan mengangkat masalah "Mengapa Indonesia mengekspor kakao ke Malaysia, sementara posisi Malaysia masuk pada sepuluh besar produsen dunia dan bagi Indonesia ekspor kakao tidak hanya ditujukan ke pasar Malaysia saja?" serta "Mengapa Malaysia mengimpor kakao dari Indonesia, mengingat posisi Malaysia adalah produsen yang termasuk dalam sepuluh besar produsen kakao dunia?"..dst