Desain Chain of Custody (CoC) Lacak Getah Pinus di KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
Abstract
KPH Banyuwangi Utara merupakan salah satu KPH Perum Perhutani Unit II Jawa Timur yang sedang dalam proses sertifikasi hutan berdasarkan standar FSC. Dalam rangka melakukan sertifikasi khususnya pada hasil hutan bukan kayu (HHBK) berupa getah pinus, pihak KPH perlu menyusun prosedur pengelolaan yang sesuai dengan prinsip kelestarian manfaat serta monitoring dan evaluasi. Desain CoC lacak getah pinus merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan dalam usaha pelacakan getah untuk kepentingan sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) di KPH Banyuwangi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menguji desain CoC lacak getah pinus yang dilakukan dengan memodifikasi Standard Operational Procedure (SOP) mengenai CoC yang disusun oleh KPH Banyuwangi Utara disesuaikan dengan standar FSC yang berlaku. Penelitian ini diawali dengan observasi pergerakan getah pinus dari hutan hingga diterima di Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) sebagai dasar pembuatan desain CoC yang meliputi desain pergerakan fisik getah, pemberian tanda pada wadah getah, dokumentasi pergerakan getah, dan kontrol produksi maksimal. Kontrol produksi maksimal merupakan standar kelestarian pemanenan getah pinus yang dicari dengan memprediksi produksi maksimal setiap tahun selama 5 tahun kedepan berdasarkan produksi nyata di lapangan dan pendugaan produksi maksimal tegakan yang belum berproduksi menurut data sekunder. Hasil dari pembuatan desain kemudian diujicoba untuk membandingkan penerapan SOP CoC yang disusun oleh KPH Banyuwangi Utara dengan desain pada penelitian ini serta mengetahui kendala dan permasalahan yang ada terkait dengan penerapan CoC. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan SOP tentang CoC yang disusun KPH Banyuwangi Utara belum terlaksana secara optimal dan sesuai dengan standar CoC yang ditetapkan oleh FSC. Hal tersebut dapat dilihat dari belum adanya tanda pada wadah yang jelas dan konsisten, dokumentasi getah yang belum lengkap dan belum adanya perhitungan terhadap standar kelestarian penyadapan getah pinus. Atas dasar kekurangan tersebut, maka pembuatan desain CoC dilakukan untuk memodifikasi SOP KPH Banyuwangi Utara agar sesuai dengan standar FSC mengenai CoC. Modifikasi yang dilakukan meliputi pembuatan desain pergerakan fisik getah yang runtut, pemberian tanda wadah yang jelas dan konsisten, memberlakukan penggunaan dokumen angkutan (FA-HHBK) disertai dengan pengisian dokumen agar saling terkoneksi dan melakukan perhitungan produksi maksimal sebagai standar kelestarian penyadapan getah pinus. Dasar perhitungan produksi maksimal berasal dari penggabungan perhitungan produksi maksimal nyata di hutan dan pendugaan produksi getah pinus untuk tegakan yang akan berproduksi berdasarkan data penelitian Wijayanti (2007). Berdasarkan hasil perhitungan didapat prediksi produksi maksimal rata-rata getah pinus untuk KPH Banyuwangi Utara sebesar 1.154.540,5 Kg/th selama 5 tahun ke depan. Nilai tersebut merupakan standar ii kelestarian untuk mengevaluasi tingkat pemanenan getah pinus agar tidak melebihi tingkat pemanenan yang dapat dilestarikan secara permanen (FSC 2004). Uji coba lacak getah dilakukan untuk menguji pelaksanaan kegiatan lacak getah pada desain yang telah dibuat dengan SOP milik KPH Banyuwangi Utara mengenai CoC. Hasil uji coba menunjukkan bahwa secara keseluruhan, SOP KPH Banyuwangi Utara mengenai CoC mengalami kegagalan pada pemeriksaan dokumen maupun fisik wadah getah. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada SOP yang telah disusun tidak ditemukan adanya nomor drum yang konsisten dan penggunaan dokumentasi yang belum lengkap. Sedangkan hasil ujicoba desain CoC lacak getah pada penelitian ini menunjukkan keberhasilan sebesar 91% untuk pelacakan dokumen dan 35% untuk pelacakan fisik wadah getah. Kegagalan dalam pelacakan dokumen terjadi karena terdapat 6 drum sisa persediaan yang belum melewati sistem CoC namun tetap diberikan nomor seri drum dan tercatat dalam dokumentasi CoC tanpa diketahui asal petaknya. Rendahnya tingkat keberhasilan pada pelacakan fisik wadah getah terutama disebabkan oleh hilangnya tanda pada wadah sehingga pelacakan untuk tiap drum tidak dapat dilakukan. Kendala yang ditemukan selama proses uji coba terutama berasal dari sumber daya manusia yang masih memiliki pengetahuan yang minim mengenai CoC disamping faktor perbedaan manajemen antara KPH dengan PGT dan faktor teknis seperti pemberian tanda wadah yang mudah hilang dan penggunaan dokumentasi getah yang belum lengkap. Sehingga sangat disarankan, pihak KPH Banyuwangi Utara mampu memberikan penyuluhan lebih mendalam kepada para pekerjanya mengenai CoC serta mencari solusi dari permasalahan teknis yang dapat menghambat pelaksanaan CoC.
Collections
- UT - Forestry Products [2465]

