Simulasi populasi Lalat Rumah (Musca domestica) berdasarkan data suhu dan kelembaban di Jawa Barat
Abstract
Tingkat pertumbuhan suatu organisme secara umum dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Salah satu
faktor lingkungan adalah unsur iklim antara lain suhu dan kelembaban udara. Penelitian ini
bertujuan mengetahui besamya potensi perkembangan populasi lalat rumah (Musca domestica) di wilayah
Bandung, Bogor, dan Cirebon pada tahun kejadian ENSO dan tahun normal. Data penelitian yang
digunakan adalah suhu dan kelembaban dari data reanalisis ECMWF yang telah dikoreksi dengan data
observasi dari Stasiun Geofisika Bandung, Stasiun Klimatologi Dramaga, dan Stasiun Meteorologi
Jatiwangi. Analisis perhitungan populasi lalat rumah didapatkan dari laju perkembangan pradewasa
lalat dan periode waktu perkembangan telur-dewasa lalat yang dihitung berdasarkan data suhu dan
kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban mempengaruhi populasi lalat
rumah di ketiga kondisi wilayah kajian. Pada kondisi defisit tekanan uap (vpd) hampir mendekati
nilai 12 mb, maka laju perkembangan pradewasa lalat terhenti dan populasi lalat rumah akan ikut
terpengaruh. Suhu dan defisit tekanan uap di wilayah Bandung selama penelitian selalu dalam kisaran
yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan lalat rumah sehingga populasi lalat terus meningkat di
semua kondisi, dengan jumlah tertinggi saat kondisi normal yaitu 2xe "³³ ekor lalat. Cirebon dan
Bogor mempunyai pola defisit tekanan uap yang lebih bervariasi, sehingga populasi lalat hasil
hitungan juga berfluktuasi. Saat defisist tekanan uap minimum, populasi lalat sangat tertekan
sampai mencapai nilai nol. Pada kedua lokasi ini jumlah populasi lalat tertinggi pada periode La
Nina dengan jumlah populasi di Bogor 1xe"³⁵ ekor dan di Cirebon 9xe "²⁸ ekor. Di Bandung, opsi
pembersihan sampah menunjukkan dampak yang sangat nyata dalam menurunkan populasi lalat rumah.