Pengoperasian Bubu Tambun dan Kerusakan Terumbu Karang yang Diakibatkannya di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu
Abstract
Penelitian ini bertujuan menentukan keramahan lingkungan pengoperasian
bubu tambun di Pulau Harapan dengan melihat komposisi hasil tangkapan dan
mengukur kerusakan fisik (terumbu karang). Pengambilan data pada penelitian ini
dilakukan pada Agustus 2004, November 2004, dan Februari 2005. Hasil tangkapan
bubu tambun selama penelitian terdiri dari 41 spesies ikan dan 3 spesies krustasea.
Perbandingan antara spesies target dan spesies non-target adalah 1 :6, namun
seluruh spesies non-target dimanfaatkan nelayan. Proporsi jumlah ikan yang layak
tangkap secara biologis adalah 39,2%. Bubu tambun merupakan alat tangkap yang
tidak selektif terhadap jenis dan ukuran ikan hasil tangkapan. Kerusakan fisik
terumbu karang selama pengoperasian bubu tambun terutama disebabkan oleh
penimbunan bubu. Sebuah bubu memerlukan 0,066 m3 karang (hidup atau mati)
untuk menimbun bubu. Kerusakan lain adalah akibat penginjakan oleh nelayan.
Pengoperasian bubu tarnbun rnenyebabkan kerusakan fisik terhadap habitat
terumbu karang. Berdasarkan komposisi hasil tangkapan dan terjadinya kerusakan
terumbu karang, bubu tambun termasuk dalarn alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan. Dampak akibat pengoperasian bubu tambun di Pulau Harapan
mengancam keberlanjutan penangkapan ikan karang.