Prototipe Sistem Informasi Agribisnis Karet Indonesia
Abstract
Salah satu komoditi perkebunah yang cukup penting di Indonesia pada masa
. sekarang adalah Karet. Karet sebagai salah satu komoditi perkequnan merupakan salah
satu bahan baku industri yang mempunyai prospek cerah dan terus dikembangkan.
Industri yang berbasis karet semakin marak di tanah air seiring dengan bertambahnya
volume ekspor produk turunan komoditi ini.
Perkembangan industri karet nasional sangat ditentukan oleh beberapa fuktor,
antara lain iklim usaha yang menyangkut regulasi dan kebijakan pemerintah, ketersedian
bahan baku, teknologi proses, informasi pasar dan informasi pendukung. Keterkaitan
faktor-faktor tersebut diatas harus tersedia secara terpadu membentuk suatu sistem
informasi yang lengkap agar dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan
seperti: industriawan, pemerintah yang meliputi Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen
Pertanian (Deptan), Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Depperindag), investor,
serta berbagai pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan uraian d iatas, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Melakukan
analisis kebutuhan sistem yang diperlukan dalam pengembangan dan peningkatan karet
di Indonesia. (2) Membuat disain sistem informasi karet sesuai hasil analisis kebutuhan
sistem. Adapun manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah : (1 )Sebagai sarana
penyedia informasi mengenai agribisnis karet yang dapat menambah pengetahuan tentang
agribisnis karet. (2) Sebagai salah satu faktor pendukung upaya peningkatkan kualitas
pertanian Indonesia secara umum dan khususnya peningkatan kualitas agribisnis karet di
Indonesia yang diikuti peningkatan nilai ekspor karet clan peningkatan taraf hidup petani
karet. (3) Dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya, terutama kepada peneliti
yang kajiannya mengenai sistem informasi, khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan agribisnis komoditas perkebunan.
Penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan wilayah yang luas. Mengingat datadata
yang diambil semuanya bersifat sekunder, maka lokasi penelitian ini lebih bersifat
menyebar pada tempat-tempat data mengenai agribisnis karet di Indonesia berada. Data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh clan beberapa
instansi dan pusat informasi yang ada seperti penelitian karet di Bogor, perpustakaan
Fakultas Pertanian IPB, Perpustakaan MMA IPB. Data sekunder lainnya diperoieh
meialui literatur-literatur dengan studi yang berkaitan dengan penelitian ini. Sebagian
data diperoieh dengan cara surfing di internet terhadap website-website yang berkaitan
dengan m asalah informasi manajemen dan komoditi
Metode yang digunakan dalam mengembangkan sistem informasi agribisnis
Indonesia (SAKI) adalah gabungan Pengembangan Siklu s Hidup Sistem atau System
Development Life Cycle (SDLC) dan Prototyping yang juga dikenal sebagai Structured
Rapid Prototyping. SDLC yang terdiri dari 5 tahap pelaksanaan yaitu : investigasi,
analisi_s. desain, implementasi dan penggunaan system dikombinasikan dengan protyping
Pendekatan ini akan menunjukkan hasil yang lebih baik karena dalam pembangunannya
sudah melibatkan pengguna sejak awal pembuatan masalah. Dapat dikatakan bahwa
metode ini telah mendekati SDLC.
Pada tahap investigasi penulis melakukan investigasi terhadap sistem informasi
agribisnis karet yang telah ada sebalumnya. Selarna ini informasi mengenai komoditi
karet masih dalarn keadaan terpisah-pisah sehingga menyulitkan pengguna untuk
rnengakses informasi rnengenai agribisnis komoditi ini secara cepat dan menyeluruh.
Ruang lingkup informasi yang tersedia dalarn sistem ini antara lain : (1) Informasi
rnenyeluruh rnengenai tanarnan karet yang meliputi, varietas, jenis klon, cara budidaya,
penggunaan pupuk, pengolahan, penanganan limbah, dan termasuk pohon produksi
karet. (2) Inforrnasi mengenai perdagagangan karet baik lokal maupun ekspor impor. (3)
Informasi mengenai aspek teknologi yang meliputi standar mutu karet. (4) Informasi
men genai pengunanan karet dalam negeri. (5) Informasi mengenai perkebunan karet
nasional lengkap dengan alamat dan produksi dari masing-masing perkebunan. (6)
Informasi grafik perdagangan ekspor dan impor karet Indonesia.
Studi Kelayakan pada dasamya dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
informasi pengguna sistem informasi yang akan dirancang. Kelayakan Teknis : Dalam
membangun suatu sistem informasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dan mempertahankan kemudahan pengguna (user friendly) dibutuhkan sofu.vare yang
dapat secara mudah digunakan oleh pengguna sistem. Software ini digunakan untuk
pemrograman relasi antar entity secara visual. Sistern informasi yang dinginkan
diperoleh dengan cara mengkon eksikan Visual Basic 6. 0 dengan Microsoft Access 2000.
Kelayakan Ekonomis atau Finansial : Pencarian data komoditi yang selama ini dilak ukan
secara ma nual yang makan waktu dan biaya dapat dipangkas dengan hadimya SAKI.
Kelayakan Operasional : Untuk mendukung operasional SAKI diperl ukan perangkat
komputer yang dapat menjalankan program sistem informasi ini. Komputer dengan
dukungan Windows XP secara otomatis dapat menjalankan SAKI apabila telah di install.
Apabila pengguna ingin memeperoleh tampilan informasi dalam bentuk cetak piranti lain
seperti Printer tentu saja diperlukan. Tahapan analisis sistem bertujuan menemukan gambaran logika sistem yang akan dibuat.
Dalam tahap ini diidentifikasikan persyaratan sistem (System Requirement) yang
meliputi Input Requirement (persayaratan input), Output Requirement (persyaratan
output), Storage (penyimpanan), dan Control (ke ndali).
Tahap disain sistem menspesifikasikan bagaimana sistem dapat memenuhi
kebutuhan informasi. Desain sistem mencakup aktifitas perancangan yang menghasilkan
spesifikasi sistem yang dapat menjawab permasalahan pada analisis sistem. Spesifikasi
ini digunakan sebagai dasar pengembangan perangkat lunak (software), akuisisi
perangkat keras (hardware), penguji an sistem dan aktivitas Iainnya pada tahap
impleme ntasi. Tahap rancang bangun ini meliputi perancangan data dan proses. Dalam
tahap desain sistem peneliti melakukan daesain data secara cepat dan menghasilkan entity
relationship diagram (ER-Diagram). Setelah sistem di desain langkah selanjutnya sistem
tersebut harus diimplementasikan. Tahap ini juga mencakup penggabungan perangkat
keras dan perangkat lunak. Pencapaian penerimaan pengguna terhadap prototype SAKI perlu diuji dengan validasi system. Dalam validasi system ini dilakukan penguji an sistem terhadap pengguna dengan cara mempraktekkan pemakaian program SAKI pada pengguna sistem.