Optimalisasi usahatani tanaman dan ternak kambing-domba di desa Pasawahan Kecamatan Cicurug Kabupaaten Sukabumi
Abstract
Usahatani merupakan sektor pertanian yang banyak diusahakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Namun, pada umumnya petani merupakan golongan yang rendah pendapatannya. Hal ini disebabkan oleh penguasaan lahan yang semakin sempit tidak dapat mempergunakan tenaga kerja secara efektif dan efisien, serta penggunaan teknologi yang sederhana dengan peralatan yang terbatas. Suatu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan mengembangkan sistem usahatani terpadu. Adapun bagian dari komponen usahatani terpadu adalah peternakan yang merupakan faktor kunci keseimbangan ekologi dan dapat berperan sebagai pengaman penting (buffer) untuk mengatasi resiko kegagalan panen tanaman pertanian. Salah satu komoditas peternakan yang potensial dan banyak dipelihara adalah domba dan kambing.
Penelitian ini dilakukan di Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Adapun tujuannnya adalah untuk menjelaskan usahatani ternak aktual yang dilakukan oleh petani dan menentukan usahatani ternak optimal yang sebaiknya dilakukan petani.
Penelitian ini didesain sebagai suatu penelitian survey. Analisis data yang digunakan adalah program linear. Matematik sebagai dasar analisisnya (Siswanto, 1993), yaitu: Z=CjXj, dengan kendala ZaijXj bi dan Xj ≥ 0 dimana Z nilai yang dioptimalkan, Xj = cabang usaha, Cj = pendapatan per unit cabang usaha ke-j, aij = sumberdaya yang ke-i, per unit cabang usaha ke-j yang dilakukan, bi = kendala sumberdaya ke-i, i = 1,2,3,...,m dan j = 1,2,3,...,n.
Data diambil pada bulan Februari 2004, dari 30 responden petani yang mengusahakan berbagai jenis tanaman dengan pola tanam tertentu dan memelihara ternak kambing atau domba. Responden tersebut kemudian dibagi menjadi empat berdasarkan ternak yang dimiliki dan luas lahan, yaitu petani sratum IK (petani yang memelihara kambing dengan rata-rata luas lahan 0,23 Ha), IIK (petani yang memelihara kambing dengan rata-rata luas lahan 1,18 Ha), ID (petani yang memelihara domba dengan rata-rata luas lahan 0,42 Ha), IID (petani yang memelihara domba dengan rata-rata luas lahan 1,47 Ha).
Pola tanam yang dikembangkan ada enam yaitu pola tanam 1 (jagung-buncis- padi), pola tanam 2 (buncis-jagung-padi). pola tanam 3 (huncis-jagung-buncis), pola tanam 4 (jagung-buncis-jagung), pola tanam 5 (jagung-kacang tanah-jagung) pola tanam 6 (ubi kayu). Masing-masing petani mengusahakan pola tanam yang berbeda...