Beberapa aspek biologi dan serangan Xyleborus destruens Bldf pada hutan jati di daerah Ciamis, Jawa Barat
View/ Open
Date
1987Author
Oemiyati R
Suratmo, Gunarwan
S. Sosromarsono
Manan, Syafei
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan jati sebagai penghasil kayu harus dilindungi dari faktor-faktor perusak kayu. Salah satu jenis perusak pohon jati ialah serangga Xyleborus destruens Bldf. Untuk dapat mencegah serangan serangga tersebut, perlu diketahui karakteristik serangan dari serangga itu, diantaranya adalah : (1) Berat serangan yang ditimbulkannya; (2) Pola gerekan yang terjadi pada pohon yang terserang; (3) Waktu pemencaran kumbang dan (4) Jamur yang hidup bersama dengan kumbang tersebut.
Penelitian terdiri dari dua tahapan kegiatan, ialah di lapangan dan di laboratorium. Penelitian lapangan dilakukan pada tegakan hutan jati dari berbagai kelompok umur di BKPII Banjar Utara, KPH Ciamis dengan lama pengawatan kurang lebih 2 (dua) bulan yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian di laboratorium hama dan penyakit, Fakultas Kehutanan IPB dan laboratorium Biologi Riotrop untuk mendeskripsi jamur yang ada dalam lubang gerek.
Pengambilan sepuluh pohon contoh dari setiap kelompok umur dilakukan secara acak dari pohon yang
Lerserang, kemudian dari pohon-pohon yang terpilih dibagi menjadi lima posisi ketinggian, yaitu 0-1 m; 1-2 m; 2-3 m; 3-4 m; 4-5 m dari permukaaan tanah. Dari tiap-tiap posisi ketinggian dibagi atas empat arah serangan yaitu Utara, Barat, Selatan dan Timur. Pada tiap keadaan kemudian dilakukan perhitungan lubang gerek untuk mendapatkan gambaran berat serangan.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. X. destruens mulai menyerang tegakan jati berumur 6 tahun hingga umur 32 tahun dengan keadaan serangan yang berbeda-beda.
2. Tegakan kelompok umur 2 (9-11 tahun) pada posisi ketinggian serangan 0-1 m di atas permukaan tanah, mendapatkan serangan terberat.
3. Arah serangan yang dibedakan atas mata angin (Utara, Timur, Selatan dan Barat) tidak menunjukkan perbedaan serangan.
1. Inang lain di tempat penelitian tidak ditemukan. 5. Jamur yang bersimbiosis adalah jamur Fusarium spp.
6. Waktu pemencaran kumbang belum dapat dipastikan.
7. Penelitian lebih lanjut mengenai cara pemencaran kumbang dan preferensi serangga terhadap sinar perlu dilakukan. Demikian juga mengenai unsur kimia kayu dan kadar air pohon jati, serta pengaruh jamur simbion yang tumbuh di liang gerek terhadap mutu kayu.
Collections
- MT - Agriculture [3787]