Pengaruh pemangkasan duan terhadap pertumbuhan dan produksi jagung(Zea mays L.) yang berfungsi sebagai turus kacang panjang(Vigna sinensis L.)
Abstract
Tumpang sari merupakan salah satu cara meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya lahan pertanian guna meningkatkan produksi bahan pangan. Kombinasi tanaman yang sering ditumpangsarikan adalah jagung dengan kacang-kacangan. Salah satu jenis kacang-kacangan yang dapat ditumpangsarikan dengan jagung adalah kacang panjang. Tumpang sari antara jagung dengan kacang panjang memberikan beberapa keuntungan, diantaranya dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaaan sarana produksi dan mengurangi biaya produksi dengan memanfaatkan jagung sebagai turus kacang panjang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan daun jagung terhadap pertumbuhan dan produksi jagung dengan waktu panen berbeda yang berfungsi sebagai turus kacang panjang.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan dua faktor. Faktor pertama sebagai petak utama adalah pengaruh waktu panen yang terdiri atas waktu panen sebagai jagung semi atau baby corn, waktu panen sebagai jagung rebus, dan waktu panen sebagai jagung pipil. Faktor kedua sebagai anak petak adalah pengaruh pemangkasan daun jagung yang terdiri atas tanpa pemangkasan, 25-35% daun jagung dipangkas di bagian pangkal, 25- 35% daun jagung dipangkas di bagian tengah, dan 25-35% daun jagung dipangkas di bagian puncak tanaman.
Peubah pertumbuhan dan produksi tanaman jagung yang diamati terdiri utas daya tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot kering tanaman, laju tumbuh relatif, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji/tongkol, bobot kering jagung tanpa kelobot, produktivitas dan nisbah kesetaraan lahan.
Pemangkasan di bagian pangkal menghasilkan jumlah daun lebih banyak dan bobot kering akar yang lebih besar dibandingkan perlakuan pemangkasan yang lain. Tanaman yang dipanen sebagai jagung pipil menunjukkan tinggi tanaman tertinggi, sedangkan bobot kering akar terberat ditunjukkan oleh tanaman yang dipanen sebagai jagung semi. Waktu panen sebagai jagung rebus menghasilkan panjang tongkol terpanjang, sedangkan waktu panen sebagai jagung pipil menghasilkan diameter tongkol terbesar dan jumlah baris biji/tongkol terbanyak. Kombinasi waktu panen sebagai jagung semi dengan tanpa pemangkasan menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dan bobot kering akar terberat. Nilai rata-rata NKL yang lebih besar dari satu (1.09) menunjukkan bahwa pertanaman tumpang sari masih lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan pertanaman monokultur. Perlakuan pemangkasan daun jagung di bagian tengah dan dipanen sebagai jagung pipil memberikan NKL 1.33, cenderung lebih tinggi daripada kombinasi perlakuan lainnya.