Sebaran permukaan klorofil-a dan hubungannya dengan parameter oseonografi di Teluk Jakarta
View/ Open
Date
2003Author
Ariyanti, Hesti
Kaswadji, Richardus
Naulita, Yuli
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesuburan perairan Teluk Jakarta dengan melihat sebaran permukaan biomassa klorofil-a dalam hubungannya dengan parameter fisika, kimia, dan biologi perairan sehingga dapat digunakan sebagai salah satu informasi untuk kepentingan pengelolaan potensi sumber daya perairan di Teluk Jakarta.
Pengambilan sampel dilakukan pada 11 titik stasiun pengamatan di perairan Teluk Jakarta. Dar insitu yang diambil berupa data parameter fisika seperti salinitas dan kecerahan. Air contoh diambil pada tiap stasiun pengamatan, sedangkan analisis biologi dan kimia perairan dilakukan di laboratorium.
Analisis klorofil-a dilakukan dengan menggunakan metode Lorenzen (1967). Sebaran permukaan bimassa klorofil-a dilihat dari kontur yang diperoleh melalui analisis menggunakan software Surfer-7. Pengelompokan stasiun pengamatan dapat dilihat dari hasil analisis pengelompokan (Cluster analysis). Analisis komponen utama digunakan untuk melihat hubungan antar variabel yang diamati.
Pada pengamatan minggu pertama rata-rata biomassa klorofil-a yang diperoleh yaitu sebesar 0,66 µg/l dengan nilai terendah sebesar 0,21 µg/l terdapat pada stasiun 9 dan tertinggi pada stasiun 3 sebesar 10,26 µg/l Rata-rata biomassa klorofil-a mengalami peningkatan pada minggu ke-11 sebesar 8,24 µg/l dengan kisaran antara 1,20-21,41 µg/l. Nilai biomassa klorofil-a terendah ditemukan pada stasiun 4 sedangkan yang tertinggi pada stasiun 11. Pada minggu ke-20 biomassa klorofil-a terendah ditemukan pada stasiun 7 sebesar 1,20 µg/l dan tartinggi pada stasiun 10 sebesar 84,89 µg/l dengan rata-rata 22,04 µg/l. Penurunan biomassa klorofil-a terjadi pada pengambilan contoh minggu ke-31 dengan kisaran antara 0,57-17,20 Pada minggu ke-41 dan 50 rata-rata biomassa klorofil-a mengalami peningkatan masing- masing sebesar 9,23 µg/l dan 12,80 µg/l. Biomassa klorofil- a tertinggi pada pengamatan minggu ke 41 ditemukam pada stasiun 4 sebesar 1,34 µg/l dan tertinggi pada stasiun 11 sebesar 39,20 µg/l. Pengamatan pada minggu 50 menunjukkan bahwa stasiun 7 mempunyai biomassa klorofil-a terendah yaitu 4,46 µg/l sedangkan stasiun dengan biomassa klorofil-a tertinggi yaitu stasiun 10 sebesar 29,14 µg/l.
Secara umum terlihat bahwa nilai biomassa klorofil-a pada wilayah perairan yang dekat dengan muara sungai lebih tinggi daripada perairan tengah teluk dan menurun ke arah laut lepas. Pada perairan tengah teluk dan mulut teluk, biomassa kirofil-a berfluktuasi dengan nilai yang sangat kecil, sedangkan pada perairan pangkal teluk, peningkatan terjadi sampai minggu ke-31, kemudian menurun di minggu ke-41. Hal ini diduga karena daerah yang dekat muara mendapat masukan bahan organik yang cukup besar dari daratan berupa limbah organik maupun anorganik dari kegiatan industri maupun rumah tangga. Pada musim timur (minggu ke-41) nilai biomassa klorofil-a rendah karena limpasan dari sungai kecil.
