Kecepatan Terbang Burung Merpati Balap Lokal (Tipe Tinggian)
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Jakarta, tepatnya Rawamangun Selatan, Gg. Kana Tanah Merah Lama, Jakarta Timur. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 ekor burung merpati lokal terdiri dari 23 pasang burung merpati jantan dan betina yang berumur 9 bulan samapi 12 bulan. Jarak melepaskan burung merpati pada penelitian ini sekitar 4 km. Waktu terbang diukur dengan cara sewaktu burung merpati dilepas dari tempat diterbangkan, joki yang melepas memberi aba-aba melalui handphone kepada joki yang berada di kandang bahwa burung merpati siap dilepas.
Peubah yang diamati adalah karakteristik kualitatif, kecepatan terbang, pola terbang dan ukuran tubuh burung merpati balap tipe tinggian. Data disajikan secara deskriptif tentang karakteristik kualitatif, kecepatan terbang, pola terbang dan ukuran tubuh burung merpati balap tipe tinggian. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragamannya dihitung untuk mengetahui keragaman dan keseragaman pada ukuran tubuh burung merpati balap tipe tinggian dengan menggunakan rumus koefisien keragaman (Walpole, 1992). Kecepatan terbang burung merpati balap tipe tinggian dilakukan selama tiga kali giring. Kecepatan antar periode giring diuji dengan uji t dengan menggunakan rumus (Walpole, 1992).
Nilai koefisien keragaman (KK) dari yang paling besar sampai paling kecil adalah lebar pangkal ekor (12,37%), panjang bulu ekor (10,27%), panjang punggung (9,43%), lebar bulu ekor (9,27%), bobot badan (8,15%), dalam dada (7,41%), panjang bulu sayap (7,17%), lingkar dada (3,62%) dan lebar dada (3,48%). Berdasarkan urutan tersebut, maka ukuran tubuh yang paling beragam adalah lebar pangkal ekordan yang paling seragam adalah lebar dada. Lebar pangkal ekor dapat dijadikan penentu seleksi burung merpati balap tipe tinggian karena berpengaruh nyata negatif (P<0,05) terhadap kecepatan terbang burung merpati balap tipe tinggian.
Kecepatan terbang merpati tidak berbeda nyata antara periode giring satu dengan periode giring yang lain, hal ini menunjukan bahwa setelah burung merpati dilatih maka kemampuan terbangnya cenderung stabil. Hasil analisis korelasi untuk lingkar dada, lebar dada, panjang punggung, panjang bulu sayap dan panjang bulu ekor tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan kecepatan terbang. Bobot badan, dalam dada, lebar bulu ekor dan lebar pangkal ekor menunjukkan hubungan yang nyata dengan kecepatan terbang.
Pada pengamatan di lapang diperoleh beberapa pola terbang burung merpati balap tinggian yaitu 1). Pola berputar lalu terbang lurus (burung merpati warna kelabu dan tritis) dengan kecepatan rata-rata masing-masing 18,69 dan 18,65 m/detik, 2). Pola langsung terbang lurus (burung merpati warna megan, hitam, gambir dan megan 2). Dengan kecepatan rata-rata masing-masing 23,62; 25,39; 28,88 dan 29,18 m/detik, 3). Terbang lalu ditengah perjalanan dahulu setelah itu terbang lurus (burung merpati warna blorok, tritis megan, blantong dan kelabu selap) dengan kecepatan rata-rata masing-masing 20,18; 20,21; 21,94 dan 21,94 m/detik. Burung merpati balap tinggian yang memiliki kecepatan terbang tertinggi (29,18 m/detik) mempunyai pola terbang langsung terbang lurus, bobot badan (330 g), lingkar dada (22 cm), dalam dada (5,4 cm), lebar dada (8 cm), panjang punggung (12 cm), panjang bulu sayap (18 cm), lebar bulu ekor (4,4 cm), lebar pangkal ekor (3,5 cm) dan panjang bulu ekor (11 cm).