Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Distributor Sayuran Cv Bimandiri Lembang Jawa Barat
Abstract
Tujuan pembangunan hortikultura khususnya tanaman sayuran antara lain meningkatkan produksi, meningkatkan volume dan nilai ekspor, mengurangi ketergantungan impor, penyerapan tenaga kerja di pedesaan, peningkatan gizi masyarakat serta peningkatan kesejahteraan petani. Sebagai salah satu produk hortikultura, sayuran merupakan salah satu komoditas yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat penting bagi kesehatan tubuh. Rata-rata konsumsi masyarakat terhadap sayuran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini seiring dengan pendidikan dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi. Kesadaran tersebut secara tidak langsung memacu persaingan antar distributor sayuran, diantaranya CV Bimandiri, sehingga menuntut setiap perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan cara lebih unggul dari yang dilakukan oleh perusahaan lain. Perusahaan perlu menerapkan sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT), penerapan MMT tersebut dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang pada gilirannya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu dianalisis bagaimana penerapan Manajemen Mutu Terpadu di perusahaan dan permasalahanpermasalahan apa yang berkaitan dengan penerapan MMT. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan MMT di perusahaan dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penerapan MMT tersebut. Penelitian ini dilakukan di CV Bimandiri Lembang Jawa Barat yang dipilih secara purposive. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan, hasil kuesioner, serta hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder yang diperoleh dari data yang dimiliki perusahaan, bahan pustaka serta literatur dari perusahaan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data yang diperoleh diolah denganmenggunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik (PHA), sedangkan untuk menganalisis penerapan MMT di perusahaan dianalisis secara deskriptif dan diberikan skor terhadap unsur yang diteliti. Teknik pengendalian mutu yang diterapkan oleh CV Bimandiri terbagi menjadi pengendalian mutu pengadaan sayuran, pengendalian mutu di bagian proses penanganan, pengendalian mutu di bagian distribusi dan pengendalian mutu di bagian keuangan. Pengendalian mutu di masing-masing bagian selanjutnya dikoordinasikan kepada direktur yang bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu keseluruhan perusahaan. CV Bimandiri dalam melaksanakan MMT, memiliki sejumlah unsur yang merupakan alat pelaksana. Unsur-unsur MMT tersebut diantaranya sumberdaya manusia (SDM), standar, sarana, organisasi, audit internal dan diklat. Secara keseluruhan penerapan sistem MMT di CV Bimandiri jika dilihat dari ketersediaan dan penerapan unsur-unsur MMT masih belum sempurna dan dalam tahap pengembangan. Walaupun secara keseluruhan unsur-unsur MMT tersebut sudah tersedia, namun dalam pelaksanaannya masih belum maksimal. Dalam penerapan MMT tersebut, audit internal merupakan unsur yang mempunyai skor paling tinggi. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengendalian mutu di CV Bimandiri dilakukan melalui audit internal di setiap bagian. Unsur organisasi sudah dilakukan, dimana sudah dilakukan pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab di perusahaan untuk setiap karyawan. Sarana merupakan unsur dengan urutan ketiga, masih terdapat kurangnya sarana dan penggunaannya yang belum optimal. Sumberdaya manusia (SDM) merupakan urutan yang keempat, dimana sumberdaya manusia ini sebagian sudah memiliki pengalaman kerja tetapi masih kurangnya ketelitian dalam bekerja. Unsur standar belum dilaksanakan dengan baik, walaupun prosedur kerja atau standar sayuran sudah ditetapkan oleh perusahaan. Unsur MMT yang dirasa paling minim ketersediaannya adalah pengadaan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Hal ini terjadi hampir di semua bagian perusahaan. Walaupun ada tetapi kegiatan pendidikan dan pelatihan masih sangat rendah jumlah maupun jenisnya. Keterampilan pekerja sebagian besar didapat dari pengalaman.Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan MMT merupakan penjabaran dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dimana kegiatan yang menjadi sumber permasalahan berturut-turut adalah proses penanganan, pengadaan sayuran, dan distribusi. Permasalahan yang dihadapi berturut-turut adalah sortasi (0,362), pengemasan (0176), jumlah sayuran (0,153), waktu pengadaan (0,106), pembagian (0,098), waktu distribusi (0,076) dan sarana distribusi (0,029). Faktor penyebab dari permasalahan yang terjadi merupakan penjabaran dari tiap masalah, yaitu untuk masalah jumlah sayuran adalah sistem, budidaya petani dan faktor alam, untuk masalah waktu pengadaan adalah sistem, alat transportasi dan jarak. Masalah sortasi, pengemasan dan pembagian faktor penyebabnya adalah SDM, sistem, alat dan bahan. Untuk masalah waktu distribusi faktor penyebabnya adalah sistem, alat transportasi dan jarak, sedangkan untuk masalah sarana adalah alat transportasi dan sistem.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]