Pengaruh pemberian slag dan kalsit terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine max (L.) Merril) serta beberapa sifat kimia tanah pada latosol dari Darmaga
Abstract
Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tanah masam. Slag dapat
digunakan sebagai bahan pengapuran clengan pengaruh yang sama seperti bahan pengapuran lain dan
memiliki kanclungan unsur hara mikro yang tinggi. Namun di Indonesia, penggunaan slag pada bidang
pertanian masih sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan slag sebagai bahan pengapuran dan
membandingkan pengaruh slag dan kalsit terhaclap pertumbuhan dan procluksi kedelai varietas
wilis serta sifat-sifat kimia tanah pacla Latosol clari Darmaga.
Penelitian ini merupakan percobaan lapangan pacla tanah Latosol Darmaga dcngan n1011ggun::ikan
rancangan acak kelompok yang tercliri clari tujuh pcrlakuan yaitu kontrol, slag (pH 6.0, 6.5, clan
7.0) serta kalsit (pH 6.0, 6.5, clan 7.0). Pupuk clasar yang digunakan adalah urea (46%) sebanyak
100 kg N/ha atau setara clengan 347.8 g urea/petak, SP-36 (36% P2Os) sebanyak 100 kg P₂O₅ /ha atau setara dengan 444.4 g SP-36/petak clan KCl (60% K.2O) sebanyak I 00 kg K.₂O /ha atau setara clengan 266.7 g KCl/petak. Slag clan kalsit diberikan dua minggu sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk merata. Benih kedelai ditanam dengan jarak 20 cm x 10 cm pada petakan masing-masing scluas 16 m² (4 m x 4 m).
Pengamatan dilakukan tehadap tinggi tanaman mulai minggu ketiga sampai minggu keenam, bobot
polong kering per petak clan bobot biji kering per petak. Sifat kimia tanah setelah inkubasi yang diamati meliputi pH tanah, Al-dd, H-dd, P-terseclia, basa-basa dapat dipertukarkan.