Penentuan Tingkat Naungan dan Jarak Tanam untuk Pertumbuhan, Produksi, dan Kandungan Sinensetin Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq)
Abstract
Produksi tanaman obat tradisional di Indonesia masih rendah. Salah satu
penyebab rendahnya faktor produksi ialah setiap tanaman obat memiliki syarat
tumbuh berbeda-beda sehingga tidak dapat dibudidayakan di tempat yang tidak
sesuai dengan syarat tumbuh tanaman tersebut. Penelitian dilakukan untuk
memperoleh informasi pengaruh naungan dan jarak tanam terbaik terhadap
pertumbuhan, produksi, dan kadar sinensetin tanaman kumis kucing (Orthosiphon
aristatus). Penelitian dilakukan di Kebun Unit Konservasi dan Budidaya
Biofarmaka (UKBB) Cikabayan, Dramaga, Bogor dari Desember 2013 hingga
November 2014. Kegiatan analisis kadar sinensetin dilakukan di Laboratorium
Biofarmaka, Taman Kencana, Bogor pada Desember 2014. Penelitian ini
menggunakan rancangan tersarang (Nested Design). Faktor pertama merupakan
naungan, yaitu 0%, 25%, 55%, dan 75% sebagai petak utama. Faktor kedua
merupakan jarak tanam, yaitu 30 cm x 30 cm, 30 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm
sebagai anak petak. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tanaman kumis kucing
lebih efisien ditanam dengan menggunakan kombinasi jarak tanam 30 cm x 40 cm
dan naungan 55% untuk menghasilkan pertumbuhan, produksi, serta kualitas
kandungan sinensetin yang terbaik.