Identifikasi sektor basis dan peranannya terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah
View/ Open
Date
2010Author
Sebayang, Rina Astuti BR
Hutagaol, Manuntun Parulian
Metadata
Show full item recordAbstract
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan jumlahpengangguran yang mencapai 7,35 persen dari total angkatan kerja sedangkanjumlah kemiskinan mencapai 20,43 persen.
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata belum mampu mengatasipengangguran dan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini disebabkankarena pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir cenderung didorong olehaktivitas konsumsi. Selain itu jumlah investasi yang terbatas mengharuskan
pemerintah untuk memilih sektor yang dapat diprioritaskan sebagai tujuan utamainvestasi dalam pembangunan ekonomi. Sektor basis merupakan sektor ekonomiyang berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena mampumenggerakkan perekonomian melalui perluasan pasar, sehingga sektor basisdiharapkan dapat menurunkan jumlah pengangguran dan kemiskinan.
Berdasarkan kondisi diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peransektor basis dalam struktur perekonomian Provinsi Jawa Tengah, menganalisisdampak pembangunan ekonomi berdasarkan efek multiplier output, pendapatan,dan kesempatan kerja masyarakat, serta mengetahui strategi pengembangan sektorbasis prioritas dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna
menurunkan pengangguran dan kemiskinan.Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret hingga Juni 2010 denganmenggunakan data skunder yaitu tabel input output Provinsi Jawa Tengah Tahun
2008, Data PDRB Provinsi Jawa Tengah 2004-2008, serta Data PDB Indonesiatahun 2004-2008. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunakGrimp 7.2 dan Microsoft Excel 2007. Analisis yang digunakan meliputi analisissektor basis, analisis keterkaitan dan penyebaran, analisis multiplier dan
standarisasi serta analisis penentuan sektor basis prioritas melalui perankingansetiap sektor.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat lima sektor yang dikategorikansebagai sektor basis di Provinsi Jawa Tengah yaitu sektor pertanian, sektorindustri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel,dan restoran, dan sektor jasa-jasa. Selain itu sektor basis memiliki memiliki
peranan yang sangat penting. Hal ini terlihat dari struktur permintaan danpenawaran, konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, ekspor dan impor, nilaitambah bruto, dan struktur output sektoral yang memiliki nilai yang besar kecualipada pembentukan investasi.
Jika dilihat berdasarkan analisis keterkaitan, sektor basis yang memilikiketerkaitan ke depan yang paling besar adalah sektor industri pengolahan,sedangkan untuk keterkaitan ke belakang adalah sektor listrik, gas dan air bersih.Dari segi dampak penyebaran kedua sektor ini juga mempunyai koefisien
penyebaran yang lebih besar dari satu. Hal ini berarti sektor industri pengolahandan sektor listrik,gas dan air bersih mampu mendorong sektor yang berperanmenyediakan input bagi sektor tersebut. Sedangkan sektor basis yang memilikikepekaan penyebaran lebih besar dari satu adalah sektor industri pengolahan,sektor perdagangan hotel dan restoran, dan sektor pertanian. Hal ini menunjukkan
bahwa sektor tersebut mampu mendorong produksi sektor-sektor hilirnya.Berdasarkan analisis pengganda, nilai terbesar pengganda output dihasilkan oleh sektor listrik gas dan air bersih, namun jika memasukkan rumah tangga ke dalam model, multiplier output terbesar dihasilkan oleh sektor jasa-jasa.
Pengganda pendapatan dan tenaga kerja tertinggi dihasilkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih dan selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan. Berdasarkan kriteria penentuan sektor prioritas yang meliputi nilai keterkaitan ke depan dan ke belakang, kombinasi koefisien penyebaran, kepekaan
penyebaran, dan pengganda yang sudah distandarisasi maka sektor industri pengolahan merupakan sektor prioritas di Provinsi Jawa Tengah. Pengembangan sektor industri pengolahan dapat dilakukan dengan memilih empat subsektor yang dapat diprioritaskan karena subsektor tersebut sangat berpengaruh terhadap perkonomian. Keempat subsektor tersebut adalah subsektor industri logam dasar, subsektor industri makanan, minuman dan tembakau, subsektor industri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga, dan subsektor industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit.
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri pengolahan di provinsi Jawa Tengah, kebijakan dan strategi yang akan diterapkan diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam sektor industri pengolahan. Permasalahan yang di hadapi oleh industri pengolahan antara lain :
1)ketergantungan terhadap impor, 2)keterkaitan yang lemah antar sektor, 3)rendahnya daya saing produk. Oleh karena itu strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada dan mengembangkan industri yang memiliki keterkaitan yang kuat seperti industri logam dasar,industri makanan minuman, dan tembakau, industri kayu,
dan industri tekstil serta peningkatan daya saing melalui strategi yang berbasis kluster.