Analisis tingkat kerentanan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau
View/ Open
Date
2016Author
Anggraini, Novi
Ardiansyah, Muhammad
Munibah, Khursatul
Metadata
Show full item recordAbstract
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian masyarakat nasional maupun internasional. Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang setiap tahunnya mengalami kebakaran dengan jumlah dan intensitas cukup tinggi. Akibat dampak buruk yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan, maka perlu dilakukan deteksi dini sebagai upaya pengendalian agar kebakaran dapat dicegah atau dikurangi. Salah satu upaya pengendalian adalah dengan mengetahui lokasi yang rawan terhadap kebakaran dan pemantauan titik panas. Tujuan penelitian adalah untuk memantau pola sebaran titik panas (hotspot) di Kabupaten Rokan Hilir tahun 2003 sampai 2014, mengidentifikasi perubahan penutupan atau penggunaan lahan di Kabupaten Rokan Hilir, dan memetakan tingkat kerentanan kebakaran hutan dan lahan.Tahapan penelitian yang digunakan terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahap analisis data spasial. Berdasarkan hasil pemantauan titik panas diketahui jumlah titik panas tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebanyak 3 084 titik, sedangkan titik panas terendah terjadi pada tahun 2003 sebanyak 431 titik. Titik panas tinggi umumnya dimusim kemarau (Juni, Juli dan Agustus), sedangkan titik panas rendah terjadi dimusim penghujan (Oktober, November dan Desember). Selama periode 2003 sampai 2014 penutupan/penggunaan lahan belukar rawa dan perkebunan bertambah luas, diikuti berkurangnya luasan pertanian lahan kering campur, hutan rawa primer dan hutan rawa sekunder. Hasil analisis tingkat kerentanan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan korelasi antara kerapatan titik panas dan faktor pendorong kebakaran (jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari desa dan penutupan/penggunaan lahan) menunjukan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir rentan terhadap kebakaran dengan tingkat kerentanan tinggi sampai sangat tinggi (41%).
Kata Kunci: titik panas, perubahan penutupan/penggunaan lahan, kebakara