Pengaruh penambahan bawang putih (Allium sativum) dalam ransum terhadap karakteristik produksi tikus betina putih, Strain sparague-dawley
Abstract
Tikus adalah hewan yang tergolong kedalam kelas Mammalia, ordo Rodentia. famili Muridae, dan genus Rattus. Tikus yang secara luas digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium ataupun sebagai hewan piaraan adalah tikus putih yang memiliki beberapa keunggulan yaitu penanganan dan pemeliharaan yang relatif mudah karena tubuhnya relatif kecil, biaya pemeliharaan murah, kemampuan reproduksi tinggi dan ukuran tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan mencit.
Bawang putih (Allium sativum) termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomis tinggi, karena selain sebagai bumbu masakan bawang putih juga berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Khasiat bawang putih berhubungan erat. dengan zat kimia yang dikandungnya seperti lemak, protein, kalsium, fosfor, besi. vitamin B, vitamin C, air dan energi. Allicin yang mempunyai daya anti bakteri yang tinggi, allithiamine yang dikenal sebagai vitamin B, bawang putih dan scordinin yang berperan dalam memberikan kekuatan dan pertumbuhan tubuh. Pengaruh scordinin pernah dicobakan pada anak tikus dan hasilnya anak tikus yang disuntik maupun diberi scordinin ternyata lebih cepat dewasa dan bobot badan yang lebih tinggi dibandingkan anak tikus yang tidak diberi scordinin. Menyadari fungsi dan khasiat bawang putih pada anak tikus, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai peranan bawang putih terhadap karakteristik produksi tikus betina.
Penelitian ini telah dilakukan di Jalan Wulung no 9 Lampiri, Bogor, selama tiga bulan mulai dari tanggal 22 Februari sampai dengan tanggal 18 April 2003. ternak yang digunakan adalah tikus betina putih strain sprague-dawley berjumlah 18 ekor dengan berat antara 125-250 g.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari tiga perlakuan dengan enam ulangan. Perlakuan pertama (R1) kontrol tanpa penambahan bawang putih, kedua (R2) adalah perlakuan dengan penambahan bawang putih 2,5%, dan perlakuan ketiga (R3) dengan penambahan bawang putih 5%. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan bobot badan akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bawang putih (Allium sativum) dalam ransum tikus betina putih strain sprague-dawley sebesar 0, 2,5 dan 5% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan bobot badan akhir. Hasil penelitian lebih berpengaruh pada bau kotoran yaitu terjadi penurunan bau kotoran tikus pada perlakuan R2 dan R3 dibandingkan dengan perlakuan kontrol (R1).