Pengaruh pelukaan pada teknik perundukan bambu ampel hijau(Bambusa Svulgaris Schrader ex Wendland) dan bambu temen(Gigantochloa atter (Hassk) Kurz)
Abstract
Bambu merupakan tanaman serba guna (altematifpengganti kayu) yang sejak dahulu telah digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bambu ampel hijau sering digunakan untuk pembuatan alat-alat rumah tangga, kerajinan tangan dan daunnya dapat digunakan sebagai pakan. Bambu temen memiliki rebung yang enak di makan, juga buluhnya untuk pembuatan alat musik, pipa air dan alat rumah tangga. Perbanyakan tanaman bambu lebih sering secara vegetatif, yaitu dengan stek cabang, stek buluh dan pemisahan rimpang. Salah satu teknik perbanyakan vegetatif yaitu teknik perundukan, belum banyak dilakukan.
Percobaan dilakukan dikebun percobaan Cikarawang IPB, pada bulan Maret 1997 hingga Juni 1997.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui persentase keberhasilan pembibitan bambu ampel hijau
dan bambu temen pada teknik perundukan dan pelukaan.
Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu jenis bambu, yaitu bambu ampel hijau dan bambu temen sebagai petak utama dan pelukaan, yaitu buluh yang tidak dilukai dan buluh yang dilukai sebagai anak petak. Kombinasi perlakuan ada 4 dengan 4 ulangan.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa bambu ampel hijau dan bambu temen dapat diperbanyak dengan teknik ini. Bambu ampel hijau lebih baik pertumbuhan buluh dan akarnya daripada bambu temen.
Perlakuan pelukaan nyata lebih baik pertumbuhannya daripada yang tidak dilukai. Terdapat interaksi
antara jenis bambu dan pelukaan untuk peubah tinggi buluh. Persentase buku hidup bambu ampel hijau tanpa pelukaan 23,75%, bambu ampel hijau dengan pelukaan 57,5%, bambu temen tanpa pelukaan 10%, dan bambu temen dengan pelukaan 26,25%.