Identifikasi Segmentasi Pengunjung Wisata Agro Studi kasus Karakteristik Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng
Abstract
Pariwisata merupakan sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah, karena mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor migas. Pada tahun 2007, sektor jasa pariwisata memberikan kontribusi terhadap Product Domestic Bruto (PDB) sebesar 39,3 persen dan sebagai sumber devisa Negara dengan nilai kontribusi sebesar 295.4 trilyun rupiah di bawah sektor migas (BPS, 2007). Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia selama tahun 2007 sebanyak 5.505.559 pengunjung, naik sebesar 13,02 persen, dibandingkan tahun 2006 sebanyak 4.871.301 pengunjung. Rata-rata pengeluaran wisman yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2007 sebesar US$ 970.98 per orang, sedangkan rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia sebesar 9,02 hari atau US$ 107.70 per hari (P2 DSJ). Salah satu jenis pariwisata adalah agrowisata. Menurut Deptan (2006), Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Di Indonesia salah satu provinsi yang sedang giat mengembangkan konsep agrowisata adalah Jawa Barat. Jawa Barat memiliki potensi alam dan budaya yang besar untuk dikembangkan. Keindahan dan keanekaragaman seni dan budaya daerah merupakan modal bagi pengembangan agrowisata. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah pengembangan agrowisata di Jawa Barat. Salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi di Kota Bogor adalah Kampoeng Wisata Cinangneng, yang terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea. Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan konsep wisata agro yang dipadukan dengan wisata budaya seperti seperti belajar cara menanam padi, belajar membuat wayang dari daun singkong, belajar angklung, gamelan, menyanyi lagu sunda, dan memandikan kerbau bersama petani. Hal ini menjadikan Kampoeng Wisata Cinangneng mempunyai keunikan tersendiri. Identifikasi segmentasi demografi dan geografi berdasarkan proses keputusan pengunjung dan kegiatan yang diatawarkan Kampung Wisata Cinangneng perlu dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebutuhan prioritas utama ketika melakukan kunjungan wisata. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng. (2) Menganalisis faktor keputusan yang dapat menentukan segmentasi. (3) Mengetahui perlu tidaknya dibuat suatu segmentasi di lihat dari tahapan pengambilan keputusan pengunjung di Kampoeng Wisata Cinangneng Penelitian dilaksanakan di Kampoeng Wisata Cinangneng yang terletak di desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Desember 2008 hingga Januari 2009. Responden penelitian adalah pengunjung yang datang ke Kampoeng Wisata Cinangneng sebanyak 50 orang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis nilai bobot. Pengunjung Kampoeng Wisata Cinangneng terdiri dari beberapa karakteristik yang dapat dibagi berdasarkan asal daerah kedatangan, tingkat pendidikan, umur dan jenis pekerjaan, jenis kelamin, status pernikahan. Berdasarkan daerah asal kedatangan, responden yang berasal dari Jakarta sebanyak 29 orang (58%) dan sebanyak 21 orang (42%) berasal dari non Jakarta. Dilihat dari tingkat pendidikan responden, sebanyak 35 orang (70%) responden berpendidikan perguruan tinggi dan sebanyak 15 orang (30%) responden berpendidikan SMA. Dilihat dari jenis kelamin sebanyak 28 orang (56%) perempuan dan sebanyak 22 orang (44%). Dilihat dari status pernikahan persentase responden yang menikah dan belum menikah sama yaitu sebesar 50 persen. Responden yang terbanyak berumur 18 sampai 27 tahun sebanyak 26 orang (52%). Pada jenis perkerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (40%), dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak 22 orang (44%) Berdasarkan ciri segmentasi demografi (tingkat pendidikan pengunjung) dan segmentasi geografi (daerah asal kedatangan pengunjung), faktor-faktor dalam tahapan pengambilan keputusan yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata, dan menjadi dasar dalam penentuan segmentasi yaitu, tahap pengenalan kebutuhan akan bentuk wisata dan tahap pengenalan kebutuhan yang terkait dengan ciri kegiatan wisata alam yang ditawarkan. Pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi lebih tinggi tingkat kebutuhannya dibandingkan pengunjung yang berpendidikan SMA. Pengunjung yang berasal dari Jakarta dilihat dari proses pengenalan kebutuhan terkait dengan ciri kegiatan wisata alam lebih tinggi dibandingkan pengunjung yang berasal dari non Jakarta. Berdasarkan proses tahapan pengambilan keputusan pengunjung, juga menunjukkan perlunya dilakukan suatu segmentasi berdasarkan tingkat pendidikan dan daerah asal kedatangan pengunjung. Dilihat dari tingkat pendidikan, pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi permintaan akan kegiatan wisata alam yang ditawarkan lebih tinggi daripada pengunjung yang berpendidikan SMA. Berdasarkan daerah asal kedatangan pengunjung, dapat dilakukan segmentasi dilihat dari tahapan pengenalan kebutuhan. Pengunjung yang berasal dari Jakarta permintaan akan bentuk wisata alam lebih tinggi daripada pengunjung yang berasal bukan dari Jakarta.
Collections
- UT - Agribusiness [4610]