Pengaruh penggunaan adsorben terhadap mutu minyak jelantah bekas penggorengan terung ungu (Solanum melongena)
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari proses penjernihan minyak jelantah bekas penggorengan
terung ungu (Solanum melongena) Nashubi dengan menggunakan adsorben serta mempelajari daya terima konsumen terhadap minyak jelantah hasil penjernihan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah adsorben yang ditambahkan terhadap sifat fisik dan kimia minyak jelantah dan pengaruh penggorengan tahu terhadap mutu minyak jelantah hasil penjernihan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua kali ulangan. Untuk
mengetahui pengaruh jumlah adsorben yang ditambahkan terhadap sifat fisik dan kimia minyak jelantah
maka dilakukan uji sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil uji organoleptik dianalisis
dengan menggunakan nilai modus. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terrhadap daya terima konsuinen
digunakan uji Kruskall Wallis.
Minyak jelantah yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak jelantah yang telah mempunyai
nilai bilangan asam > 1, telah berumur 2 hari dimana 1 hari > 10 kali digunakan untuk menggoreng
terung ungu. Jenis adsorben yang digunakan adalah arang, bentonit, karbon aktif, tawas, zeolit dan
diatomit. Masing-masing adsorben tersebut ditambahkan ke dalam minyak sebanyak 5% dari berat
minyak. Hasil analisis dipilih satu yang terbaik untuk
digunakan pada penelitian utama. Tahu yang digunakan pada penelitian ini adalah tahu yang berwarna
kuning.
Penelitian utama bertujuan untuk mempelajari pengaruh jumlah adsorben dengan cara menambahkan
adsorben terpilih pada minyak jelantah sebesar 0%, 5%, 10% dan 20% dari berat minyak. Dari hasil
analisis pada tahap ini dipilih minyak jelantah hasil penjernihan terbaik. Selanjutnya minyak
jelantah tersebut diuji secara organoleptik dibandingkan dengan minyak jelantah sebelum dijernihkan
dan minyak segar. Tahap berikutnya minyak jelanlah hasil penjernihan tersebut digunakan sebagai
media untuk menggoreng tahu. Hal ini dilakukan selama 5 hari berturut-turut dimana 1 hari
dilakukan 1 kali penggorengan dengan suhu sekitar 150°C selama 10-15 menit.
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian pendahuluan maka dipilih bentonit untuk digunakan pada
penelitian utama. Pemilihan bentonit ini berdasarkan alas kemampuan bentonit dalam meningkatkan
mutu minyak jelantah yaitu meningkatkan tingkat kejernihan (yang ditunjukkan dengan penurunan nilai
absorbansi) dan menurunkan bilangan asam minyak jelantah.