Analisis distribusi balas jasa pada pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dengan pendekatan analisis nilai tambah : Studi kasus pada PT.Kinar Lapiga, Medan
Abstract
Tingginya nilai ekonomi dari kelapa sawit dan hasil-hasil olahannya telah mendorong banyak
pengusaha untuk menanamkan investasinya di bidang perkebunan kelapa sawit. Produk-produk akhir dari kelapa sawit juga memiliki permintaan yang sangat tinggi, sehingga permintaan terhadap kelapa sawit juga meningkat. Agroindustri kelapa sawit merupakan kegiatan yang sangat pesat perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan
kebutuhan masyarakat terutama terhadap minyak goreng. Peraturan Pemerintah tahun 1987 yang
menetapkan agar CPO (Crude Palm Oil) digunakan sebagai bahan baku utama minyak goreng turut menyebabkan peningkatan permintaan terhadap CPO tersebut.
Peningkatan permintaan terhadap CPO telah mendorong banyak perusahaan perkebunan sawit untuk
mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Dengan adanya PKS milik sendiri, perusahaan
mengharapkan dapat lebih cepat mengolah TBS yang dihasilkan di kebun sendiri di samping mengurangi ketergantungan kepada PKS lain yang mengakibatkan posisi tawar menawar perusahaan relatif lemah.
Selain itu perusahaan juga akan dapat menjual mata dagangan yang memiliki daya simpan lebih lama,
yang pada gilirannya juga diharapkan dapat meningkatkan profit. Konsep agroindustri sendiri
menjabarkan keuntungan-keuntungan yang dapat diraih dari adanya pendekatan subsistem-subsistem dalam pertanian, seperti peningkatan nilai tambah dan penekanan resiko faktor alam.
Collections
- UT - Agribusiness [4260]