Evaluasi Vegetasi Lanskap Jalan Kawasan Pariwisata Nusa Dua, Bali
Abstract
Sebagai kawasan pariwisata, jalan pada Kawasan Pariwisata Nusa Dua
(KPND) ini dirancang untuk memenuhi aspek efisiensi, keamanan, kenyamanan
serta penampilan yang menyenangkan untuk mernperlancar sirkulasi dan
mengantisipasi dampak kegiatan pariwisata seperti polusi, kebisingan, panas dan
ketidaknyamanan. Analisis vegetasi lanskap jalan dalarn memenuhi fungsi
tanaman dalam menurunkan suhu, meredam kebisingan dan mereduksi polusi
serta kualitas estetikanya perlu dipelaj ari sehingga dapat membantu pengelola
kawasan (PT Bali Tourism Development C0rporation) dalam menyusun Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) untuk meningkatkan kualitas tanaman lanskap
jalanKPND.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aspek fungsi dan estetika
lanskap jalan KPND. Tujuan khususnya adalah: (1)· Analisis vegetasi lanskap
jalan, (2) Analisis fungsi tanaman dalam memenuhi Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) KPND meredam kebisingan dan polusi, pebaikan iklim mikro
dan estetika tanaman lanskap jalan, (3) Merumuskan usulan/ rekomendasi
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dalam perbaikan tata jalur hijau jalan
KPND.
Objek penelitian berupa area ialan sepanjang 2 km yang dibagi menjadi 6
segmen jalan. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode survei dan
terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) Persiapan (survei lapang), (2) Pengamatan dan
Penilaian, (3) Analisis, ( 4) Perumusan Rekomendasi. Pengamatan dan penilaian
Merupakan tahapan evaluasi kondisi tapak dengan cara pengukuran, pemotretan,
kuisioner, studi literatur untuk menganalisis: (1) dominansi dan keragaman
tanaman, (2) aspek fungsi dan estetika tanaman lanskap jalan. Data dominansi
tanaman dilakukan melalui perhitungan luasan kanopi dan keragaman tanaman
diperoleh melalui perhitungan indeks Shannon-Wiener. Penilaian fungsi tanaman
dilakukan berdasarkan standar kriteria penilaian tanaman dalam survey
mengameliorasi lingkungan. Estetika lanskap jalan dilakukan melalui pengisian
kuisioner dan penilaian berdasarkan pembagian karakteristik lanskap jalan yang
temukan.
Berdasarkan analisis vegetasi lanskap jalan diperoleh bahwa sebagian
besar segmen jalan didorninasi oleh vegetasi pantai seperti Manilkara kauki (sawo
kecik), Mimusop elengi (tanjung), Terminalia catappa (ketapang) dengan
prosentase masing-rnasing 35,86 %, 43,88 %, 44,35 %. Keragaman spes1es
tanaman lebih tinggi terjadi di segmen 3 pada jenis pohon (indeks 2,22) dan
semak/perdu (indeks 1,59) serta segmen 6 dengan indeks keragaman ground cover
yang paling tinggi (indeks 1,03).
Fungsi tanaman terhadap penurunan suhu dapat dilihat berdasarkan rasio
penutupan kanopi terhadap penutupan perkerasan. Diperoleh segmen 1 dengan
rasio terbesar yaitu 1,46, sementara pada segmen lainnya berturut-turut pada
segmen 4 (0,97) > segmen 2 (0,96) > segmen 5 (0,90) > segmen 6 (0,63) >
segmen 3 (0,56). Perbedaan struktur vegetasi juga mempengaruhi naungan
pepohonan dalam menurunkan suhu udara di bawah tajuk. Berdasarkan tanaman
peneduh tepi jalan pada area studi, tinggi bebas cabang yang teridentifikasi berada
pada kisaran 2,50 - 5,00 m dengan kisaran diameter pohon 4,00 - 10,00 m.
Dominasi tanaman bebas cabang tinggi 2,50 - 5,00 m; yang merupakan area yang
dapat dinikmati oleh para pejalan kaki diharapkan memberi efek pendingin.
Berdasarkan komposisi spesies tanarnan di tiap transek pada segmen jalan
yang telah diambil pada j arak per 10 m dan inventarisasi tanarnan tepi jalan pada
tiap segmen jalan. Pada segmen 1 rnemiliki rata-rata komposisi spesies tanaman
paling besar untuk jenis pohon yaitu 2,36, sementara pada segmen 3 untuk jenis
sernak/perdu sebesar 2,32 dan pada segmen 6 untuk jenis ground cover dengan
rataan sebesar 1,77. Berdasarkan hasil inventarisasi tanaman tepi jalan, segmen 1,
4, 6 keheradaan pohon tepi jalannya dinyatakan baik dalam meredam kebisingan
diperlihatkan dengan adanya pepohonan dengan jarak tanam yang rapat (tajuk
bersinggungan), massa daun rapat dan mernbentuk massa di kedua sisi jalan.
Berdasarkan pendekatan tidak langsung yaitu dengan menghitung luas
kanopi pohon yang potensial menyerap polutan 15N tampak bahwa segmen 1
mempunyai potensi terkecil (l 1,13 %) dan berturut-turut pada segmen 2 (14,63%),
segmen 6 (20,67 %), segmen 3 (56,92 %), segmen 5 (62,34 %), dan segmen 4
dengan potensi terbesar (86,37 %). Penutupan kanopi semak/perdu segmen 1
memiliki penutupan kanopi yang terkecil yaitu 22,28 % dan hanya terdiri dari
kategori 15N serapan rendah, kemudian berturut-turut pada segmen 6 (22,32 %),
segmen 4 (45,65 %), segmen 5 (57,70 %), segmen 5 (65,26 %), segmen 3 (66,60
%). Pada jenis ground cover iuasan penutupan kanopi terkecil pada segmen 2
yaitu 6,14 % dan berturut-turut pada segmen 1 (9,78 %), segmen 6 (17,65 %),
segmen 4 (22,92 %), segmen 3 (24,40 %), segmen 5 (27,68 %).
Nilai kualitas estetika jalan KPND berkisar pada selang rataan 2,04 sampai
dengan 3,14. Lanskap 15 memiliki rataan penilaian yang paling rendah,
sedangkan Lanskap 5 memiliki rataan penilaian paling tinggi. Disimpulkan bahwa
responden cenderung menyukai lanskap dengan keragaman tanaman yang tinggi,
jarak tanam rap at dan back ground dengan intervensi elem en air dan tugu.
Sebagai masukan dari hasil studi terhadap aspek fungsi dan estetika
tanaman lanskap jalan KPND antara lain: (1) Perlu peningkatan penutupan
vegetasi tehadap dominansi perkerasan untuk fungsi menurunkan suhu pada
segmen 3, 5 dan 6, (2) Diperlukan penambahan jumlah spesies tanaman dalam
tiap transek jalan pada segmen 4 dan 5 untuk fongsi meredam kebisingan, (3)
Kualitas tanaman dengan serapan polutan tinggi perlu ditambahkan pada segmen
3, 4 ,dan 5 serta penambahan pemilihan jenis semak/perdu dan ground cover
penyerap pobtan di tiap segmen jalan, (4) Dari segi estetika, keragaman jenis
tanaman (pohon, semak/perdu), jarak tanam serta intervensi elemen lanskap perlu
diperhatikan untuk mendukung kualitas estetika jalan.