Pengaruh Kemitraan Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Kentang (Studi Kasus Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua dan Desa Cibodas Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat).
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemitraan yang berlangsung antara perusahaan Agropurna Mitra Mandiri dan menganalisis pengaruh kemitraan terhadap produktivitas dan pendapatan petani kentang mitra. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat tepatnya di Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua dan Desa Cibodas Kecamatan Lembang. Waktu penelitian ini dilakukan selama 4 bulan. Responden penelitian adalah petani kentang yang bermitra dan tidak bermitra dengan jumlah total populasi sebanyak 27 orang petani kentang yang ada. Penelitian ini menggunakan analisis usahatani untuk mengukur pengaruh kemitraan terhadap pendapatan usahatani dengan membandingkan antara usahatani petani mitra dan non mitra, dimana ukuran yang digunakan yaitu dalam setiap luas lahan 1 hektar. Analisis regresi berganda untuk mengukur seberapa besar faktor-faktor usahatani yang dapat mempengaruhi produktivitas usahatani yang diolah dengan menggunakan SPSS dan Microsoft Excel 2007. Kerjasama yang dilakukan oleh Agropurna Mitra Mandiri dengan petani mitra menggunakan pola Kemitraan Inti Plasma. Hal ini terlihat dari perusahaan inti yang menyediakan sarana produksi, bimbingan teknis, manajemen, menampung hasil produksi, dan memasarkan hasil produksi. Sedangkan kelompok petani mitra memenuhi kebutuhan perusahaan dengan persyaratan yang telah disepakati seperti melakukan budidaya kentang. Penentuan pola tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : pertama, pihak perusahaan mitra tidak melakukan budidaya kentang. Kedua, Agropurna Mitra Mandiri menyediakan pinjaman modal, pengadaan bibit dan jaringan pemasaran, sedangkan kelompok mitra menyediakan tenaga kerja dan keahlian dalam usahatani. Ketiga, pembagian hasil dalam usahatani kentang ini dihitung dengan jumlah kentang yang diterima di pabrik pengolahan bahan makanan ringan dan kesepakatan harga kontrak. Hasil analisis struktur usahatani kentang dihitung dengan menghitung biaya usahatani, penerimaan usahatani, dan pendapatan usahatani. Analisis usahatani menunjukan bahwa nilai R/C rasio 1,5 petani non mitra lebih besar dari nilai R/C rasio petani mitra 0,48. Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa pendapatan yang diterima oleh petani non mitra lebih besar dari petani mitra. Harga yang sedang baik dan produktivitas yang tinggi merupakan faktor penyebab pendapatan petani non mitra lebih tinggi. Berdasarkan analisis regresi berganda diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas yaitu bibit, obat-obatan dan kemitraan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah pupuk kandang, pupuk kimia, tenaga kerja dan pendidikan. Hasil dari nilai koefisien regresi menunjukan bahwa variabel bibit, tenaga kerja, obat-obatan dan pendidikan memiliki koefisen yang bernilai positif kemudian variabel pupuk kandang, pupuk kimia dan kemitraan bernilai negatif. Nilai koefisien variabel kemitraan adalah sebesar -10883,800 artinya jika petani kentang menjalin kemitraan maka produktivitasnya akan semakin berkurang sebesar 10.883,800 kilogram perhektar atau 10,88 ton perhektar. Hal ini menunjukan bahwa dengan melakukan kemitraan maka produktivitas petani kentang akan berkurang dibandingkan dengan tidak melakukan kemitraan. Berdasarkan data dilapangan kerugian yang dialami petani mitra musim tanam tahun 2010-2011 disebabkan karena kendala manajemen, bibit, cuaca dan harga jual.
Collections
- UT - Agribusiness [4530]