Analisis Pengendalian Persediaan Karet sebagai Bahan Baku Utama Produk Ban Sepeda
Abstract
Di Indonesia, karet merupakan tanaman komoditas perkebunan yang
memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
Selain sebagai komoditas mentah, karet banyak digunakan sebagai bahan baku
dalam industri pengolahan. Menurut data statistik perkebunan Indonesia bahwa
terdapat sedikitnya sembilan industri yang menggunakan karet sebagai bahan
bakunya, industri pengolahan yang paling banyak menggunakan karet sebagai
bahan bakunya adalah industri ban, yaitu sekitar lebih dari 65% dari total bahan
bakunya berasal dari karet. Produksi ban, khususnya ban sepeda, yang dilakukan
oleh Indonesia dinilai telah man1pu memenuhi pennintaan konsumennya baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Dalam kondisi ekonomi yang belum pulih
seratus persen dari krisis, maka perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
industri ban dituntut kepekaannya terhadap kondisi yang ada sekarang ini. Karena
di dalam kondisi yang tidak menentu seperti sekarang ini segala kemungkinan
baik atau buruk yang dapat dialami oleh pernsahaan dapat saja terjadi, sehingga
pihak perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai dengan karyawannya,
dituntut untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitasnya dalam menjalankan
setiap bagian dari usahanya. Sistem kebijakan persediaan bahan baku yang
diterapkan oleh PT. X.I Indonesia Tire Division adalah dengan memperbanyak
stok semua bal1an baku, terutama karet demi kelancaran produksinya untuk
periode kedepan . Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah : (I) Menganalisis sistem persediaan pada PT. X.l Indonesia Tire
Division, (2) Menganalisis sistem persediaan pada PT. X.I Indonesia Tire Division
lalu menentukan persediaan optimal bahan baku yang dapat dilakukan perusahaan
demi meningkatkan efisiensi dalam pemesanan dan penggunaan bahan bakunya.
Penelitian ini dilakukan pada PT. X.I Indonesia Tire Division yang
bergerak di bidang produksi ban sepeda. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. X.I Indonesia Tire
Division adalah salah satu perusahaan pengolahan yang menggunakan komoditas
pertanian, dalam hal ini karet sebagai bahan bakunya dan juga merupakan salah
satu produsen ban sepeda terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan melalui pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan
serta melalui wawancara dengan berbagai pihak di perusahaan baik yang terkait
maupun yang tidak terkait dengan manajemen persediaan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari berbagai literatur, laporan-laporan atau dokumen
perusahaan yang menunjang, laporan APBI, laporan BPS, dan hasil-hasil
penelitian yang relevan. Dalam menganalisis sistem persediaan pada PT. X.I
Indonesia Tire Division serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kuantitas persediaan akan disajikan baik dalam bentuk deskriptif berdasarkan data
dari perusahaan. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam menentukan
kuantitas optimal dengan biaya minimum dan sesuai dengan kondisi serta
kebijakan perusahaan dapat dilakukan analisis dengan beberapa tahap antara lain
mengklasifikasi data ke dalam metode MRP, mentabulasi data ke dalam tabel
pemecah dengan menggunakan tiga teknik, menghitung biaya persediaan yang
te1jadi dan kemudian membandingkan biaya-biaya yang didapat dengan biaya
perusahaan. Lalu setelah itu, basil analisa tersebut akan dibandingkan untuk
mencari alternatif model yang tepat bagi pernsahaan, sesuai dengan kondisi
perusahaan saat ini.
Pada pola pembelian karet menunjukan bahwa tingkat pembelian karet
alam dan sintetis yang dilakukan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga
satuan dari masing-masing karet tersebut. Semakin rendah harga karet tersebut
maka jumlah karet yang dibeli oleh perusahaan akan semakin tinggi dan
sebaliknya. Karet sintetis keberadaannya di gudang selalu dijadikan prioritas
utama bagi perusahaan. Hal ini disebabkan waktu tunggu yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk menghadirkan karet sintetis cukup lama. Terjadi perbedaan atau
kesalahan dalam memprediksikan permintaan aktual untuk kedua jenis ban yang
diproduksi oleh pernsahaan, bias yang terjadi akibat kesalahan yang dibuat oleh
perusahaan karena tidak cermat dalam memprediksi permintaan aktual untuk ban
luar sepeda lebih besar dibandingkan dengan bias yang terjadi akibat kesalahan
dalam memprediksi pe1mintaan aktual ban dalam sepeda, sehingga penalti yang
berupa kerugian yang kemungkinan akan diterima oleh perusahaan akibat
kesalahan dalam memprediksi permintaan aktual ban luar sepeda lebih besar pula
dibandingkan dengan ban dalam sepeda, seperti yang tertera pada masing-masing
nilai Mean Square Error-nya. Untuk nilai kesalahan persentasi absolute rata-rata
(Mean Absolute Percentage Error) yang terjadi akibat kesalahan peramalan oleh
pemsahaan untuk ban luar juga lebih besar dibandingkan dengan ban dalamnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian pem1intaan ban
sepeda, fluktuasi harga dan ketidakpastian waktu tunggu merupakan faktor-faktor
yang menyebabkan persediaan yang disediakan oleh perusahaan menjadi
berlebihan.
Untuk kedua jenis karet yang digunakannya, teknik Lot for Lot
m emberikan penghematan yang terkecil diband ingkan dengan ketiga teknik yang
lain, tapi error atau perbedaan dari fluktuasi persediaan setiap bulannya tidak
terlalu besar jika dibandingkan dengan metode perusahaan. Hal ini terjadi karena
perbedaan yang dihasilkan oleh teknik Lot for Lot terhadap metode pemsahaan
tidak terlalu besar, ini dibuktikan dengan nilai Mean Absolute Deviation yang
paling kecil dibandingkan dengan kedua teknik yang lain, sehingga kemungkinan
ketidakcocokan teknik ini terhadap kondisi perusahaan saat ini akan lebih kecil
pula dibanding dengan kedua teknik yang lain, seperti yang tertera pada nilai
Mean Square Error (MSE). Kemudian nilai kesalahan persentasi absolute ratarata
(Mean Absolute Percentage Error) yang te1jadi akibat terdapat asumsi yang
tidak cocok dengan kondisi perusahaan untuk teknik Lot for Lot merupakan yang
paling kecil pula dibandingkan dengan kedua teknik yang lain. Semua ini
mengindikasikan walaupun metode MRP teknik Lot for Lot menghasilkan
penghematan yang terkecil tetapi dalam kenyataannya teknik Lot for Lot adalah
teknik yang lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi perusahaan saat ini dan
m asih berada pada batas-batas yang dianggap bijaksana oleh manajemen dengan
asumsi yang dapat lebih mengatasi segala ketidakpastian yang disebabkan oleh
ketiga faktor-faktor yang selama ini mempengaruhi kuantitas persediaan bahan
baku perusahaan.