Pengaruh Konflik Perceraian dan Riwayat Pengasuhan Ayah terhadap Keengganan Menikah pada Laki-Laki Dewasa Awal
Date
2023-10Author
Rahma, Fadilla Mumtahanna Aulia
Hastuti, Dwi
Puspitawati, Herien
Metadata
Show full item recordAbstract
Perceraian dalam keluarga dapat berdampak pada hubungan romantis ketika
anak tumbuh dewasa, terutama saat ayah tidak terlibat dalam pengasuhan pasca perceraian. Keduanya berdampak pada kemampuan interpersonal dalam hubungan
romantis yang berujung pada keengganan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) menganalisis karakteristik individu dewasa awal yang belum menikah dari
keluarga yang bercerai berdasarkan karakteristik keluarga, riwayat pengasuhan
ayah, dan keengganan menikah, (2) mengetahui hubungan antara karakteristik
individu laki-laki dewasa, karakteristik keluarga, perceraian orang tua, riwayat
pengasuhan, dan keengganan menikah, dan (3) mengetahui pengaruh konflik dan
perceraian orang tua, riwayat pengasuhan terhadap keengganan menikah pada laki
– laki dewasa awal.
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Explanatory Sequential Mixed Methods yang menggabungkan
metode kuantitatif dan kualitatif. Responden penelitian adalah laki – laki dewasa
awal berusia 20-30 tahun, belum pernah menikah, memiliki orang tua yang bercerai
sebelum mereka berusia 18 tahun, dan berdomisili di wilayah Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Pengumpulan responden
menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan melalui promosi poster
berisi tautan google form yang disebarkan di media sosial seperti instagram, tiktok,
dan dating apps.
Hasil uji korelasi menemukan terdapat hubungan yang negatif signifikan
antara hak asuh dan riwayat pengasuhan ayah (r=-0,284), serta terdapat hubungan
positif signifikan antara perceraian orang tua dengan riwayat pengasuhan ayah
(r=0,457). Hasil uji analisis jalur menunjukkan (1) terdapat pengaruh positif
signifikan perceraian orang tua terhadap riwayat pengasuhan ayah (r=0,398), (2)
karakteristik keluarga (hak asuh) berpengaruh negatif signifikan terhadap riwayat
pengasuhan ayah (r=-0,280), dan (3) terdapat pengaruh positif signifikan antara
perceraian orang tua dan riwayat pengasuhan ayah terhadap keengganan menikah
(r=0,415).
Data kualitatif menunjukkan faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi
keengganan menikah pada laki – laki dewasa awal diantaranya status pekerjaan,
tingkat pendapatan, dan target personal; pengalaman hubungan romantis terdahulu;
kondisi psikologis individu; pernikahan kedua ayah; dan keterlibatan keluarga besar
dalam menyelesaikan masalah keluarga.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini diantaranya: (1)
orang tua perlu mengondisikan dan mengkomunikasikan perceraian yang sedang
terjadi dengan cara yang mudah diterima oleh anak; (2) mengupayakan pengasuhan
tetap aktif bagi ayah yang tidak mendapatkan hak asuh; (3) merumuskan kebijakan
yang bertujuan untuk memenuhi hak anak untuk tetap mendapatkan pengasuhan
saat keluarga bercerai; (4) perlunya program pendampingan pada keluarga yang
bercerai untuk menyediakan masa transisi yang kondusif bagi anak; (5)
psikoedukasi untuk meningkatkan kesadaran keterlibatan orang tua dalam
pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak; dan (6) perlu meneliti variabel
lain yang dapat mempengaruhi keengganan menikah seperti penyesuaian
psikologis, kesejahteraan subjektif, dan mempertimbangkan nilai dan norma sosial.
Collections
- MT - Human Ecology [2199]