Pengaruh waktu tanam dan populasi jagung terhadap pertumbuhan dan produksi padi gogo yang ditanam secara tumpangsari
View/ Open
Date
1986Author
Sukar
Koswara, Jajah
Rumawas, Fred
Pabinru, A. Muin
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu tanam dan populasi jagung terhadap pertumbuhan serta produksi padi gogo dan jagung yang ditanam tumpangsari.
Percobaan dilakukan di Kebun Balai Benih Induk Palawija Batukaropa Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, mulai bulan April sampai Agustus 1996. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 12 perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari kombinasi waktu tanam dan populasi jagung. Waktu tanam jagung yaitu 20 hari (T) dan 10 hari (T2) sebelum tanam padi, bersamaan padi (T3) dan 10 hari setelah tanam padi (T). Sedangkan populasi jagung adalah 10 000 tanaman (P₁) dan 20 000 tanaman (P2)/ha. Monokultur padi dengan populasi 20 000 rumpun/ha dan monokultur jagung dengan populasi 10 000, 20 000 dan 40 000 (P) tanaman/ha. Varietas jagung yang digunakan yaitu hibrida IPB dan varietas padi Sentani. Padi ditanam di antara barisan jagung dengan jarak tanam 10x50 cm, se dangkan jagung 50x200 cm (P1), 25x200 cm (P2) dan 25x100 cm (P4). Jumlah pupuk yang diberikan dalam monokultur maupun tumpangsari setiap baris tanaman sepanjang 5 m sama yaitu 18.75 g N, 50 g P205, 25 g K20 untuk padi dan 100 g N, 100 g P205, 50 g K20 untuk jagung.
Waktu tanam jagung tidak berpengaruh terhadap tinggi dan indeks luas daun (ILD) jagung, sedangkan penambahan populasi jagung nyata meningkatkan ILD jagung.
Waktu tanam dan populasi jagung nyata mempengaruhi ting- gi tanaman padi. Tinggi tanaman padi yang jagungnya ditanam 20 hari sebelum padi paling rendah, dan yang ditanam 10 hari setelah padi hampir sama dengan tinggi tanaman padi monokultur. Berarti persaingan dapat diperkecil sehingga tidak menekan pertumbuhan padi bila jagung ditanam 10 hari setelah padi.
Penambahan populasi jagung sampai 40 000 tanaman/ha meningkatkan hasil pipilan kering secara linier dengan persamaan Y 310+0.113X (r= 0.99). Dengan demikian populasi jagung masih dapat ditambah, tetapi dosis pemupukan harus sesuai dengan peningkatan populasi agar tidak terjadi persaingan hara.
Peningkatan populasi jagung menurunkan hasil padi gogo, karena kepekaan padi gogo terhadap peesaingan dengan tanaman lain. Hasil padi monokultur adalag 2 229 kg/ha gabah kering, sedangkan yang tumpangsari berkisar dari 1 003 kg sampai 1 818 kg.
Tumpangsari padi gogo dan jagung dapat meningkatkan produktivitas lahan bila jagung ditanam 10 hari setelah tanam padi. Dengan cara ini pendapatan tumpangsari lebih tinggi (15-20%) dari monokultur padi gogo, tetapi lebih rendah (12-17%) dari monokultur jagung dengan populasi 40 000 tanaman/ha. Pendapatan monokultur jagung dengan populasi 40 000 tanaman/ha sebesar Rp 201 000,- dan ini masih dapat dinaikkan dengan menam- bah populasi jagung.
Collections
- MT - Agriculture [3781]