Studi karakter morfologi dan anatomi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr. pada beberapa taraf naungan buatan
View/ Open
Date
2003Author
Afriana, Melisa
Sopandie, Didy
Sulistyono, Eko
Metadata
Show full item recordAbstract
Percobaan ini dilakukan untuk mempelajari karakter morfologi dan anatomi dari 8 galur kedelai pada beberapa taraf naungan buatan yang dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan dan Laboratorium PSPT IPB pada bulan Mei sampai Agustus 2002.
Percobaan ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot design) dengan 3 ulangan. Petak utamanya adalah perlakuan paranet (0, 25, 50 dan 75%), sedangkan yang merupakan anak petak adalah 8 galur kedelai yang terdiri dari 4 gaur toleran yaitu Ceneng, B613, Tampomas dan Pangrango, 2 galur moderat yaitu Wilis dan MLG2999 serta 2 galur peka yaitu Klungkung dan Godek.
Kedelai ditanam didalam polybag dan disusun dalam paranet dengan ukuran 3 m x 6 m x 2 m sesuai dengan denah rancangan. Benih kedelai yang telah diberi inokulan Rhizobium ditanam dengan kedalaman 3-5 cm dan ditambahkan Furadan 3G secukupnya. Pada saat penanaman juga dilakukan pemupukan dengan cara ditugal mengelilingi lubang benih. Penyulaman dilakukan pada 1 MST. Pengendalian gulma dilakukan secara manual seminggu sekali. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan Decis 2.5 EC, Mitac, dan fungisida Dithane M-45. Penyiraman dilakukan setiap hari. Panen dilakukan pada saat 90% dari populasi polong sudah matang.
Kedelai menanggapi perubahan intensitas cahaya dengan melakukan berbagai adaptasi morfologi dan anatomi. Masing-masing galur kedelai memiliki perbedaan luas daun, klorofil a, b dan klorofil total.
Naungan mempengaruhi warna daun tanaman sehingga menjadi lebih hijau. Kondisi cahaya yang rendah akan meningkatkan luas daun hingga naungan 50% (129.57 cm³) dan selanjutnya pada naungan 75 % luas daun menurun (81.64 cm³) dimana kontrol memiliki luas daun 106.59 cm. Kerapatan stomata dan sudut ketegakan daun akan menurun dengan meningkatnya taraf naungan.