Analisis korelasi kanonik antara curah hujan Gcm dan curah hujan di Indramayu
Abstract
Curah hujan tidak hanya terjadi di permukaan atau daratan saja akan tetapi terjadi pada berbagai lapisan atmosfer yang dapat dipantau pada koordinat grid tertentu. Curah hujan yang terjadi pada koordinat grid tersebut diidentifikasi memberikan kontribusi tertentu pada curah hujan yang terjadi di permukaan atau di daratan. Analisis Korelasi Kanonik dapat memberikan gambaran tentang hubungan yang terjadi antara curah hujan yang terjadi pada lapisan atmosfir dengan curah hujan yang terjadi di permukaan atau daratan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara curah hujan di daerah Indramayu yang dipantau melalui stasiun pengamat Meteorologi dengan curah hujan yang dipantau berdasarkan koordinat grid GCM (General Circulation Model) di atas daerah Indramayu dengan menggunakan Analisis Korelasi Kanonik. Data yang digunakan adalah data seku nder di antaranya (1) data Persipitasi GCM yang dikeluarkan ECHAM 6.5 dengan resolusi 2.5ox2.5o (± 300 km 2) dan (2) data curah hujan dari 23 stasiun di Indramayu. Domain data GCM berukuran 8x8 (64) grid di atas Indramayu yaitu dengan koordinat 1.390LU-18.130LS dan 98.44 0BT-118.130BT. Beberapa grid (15 grid) memberikan kontribusi terbesar terhadap fungsi kanonik dalam memprediksi curah hujan di daerah Indramayu. Berdasarkan dua fungsi kanonik pertama, ada 8 stasiun curah hujan yang berkorelasi dengan grid-grid tersebut yaitu stasiun Sukadan, Tugu, Ujungaris, Losarang, Bugel, Karangasem, Bugis. Analisis regresi berganda dilakukan untuk memprediksi curah hujan. Nilai R2 dari pasangan fungsi kanonik pertama berkisar antara 40.1% dan 50.1%, sedangkan Nilai R2 dari pasangan fungsi kanonik kedua berkisar antara 23.5% dan 30.7%.